Metaranews, Kediri– Jauh sebelum aksara Jawa yang dikenal dalam kurikulum pendidikan sekarang, ada Aksara Kawi yang digunakan pada abad ke-8. Konon, aksara tersebut merupakan turunan dari Aksara Pallawa yang dibawa dari India bagian selatan.
Meskipun kini sudah tidak digunakan lagi, jejak Aksara Kawi ini masih dapat dilihat di Museum Airlangga, Kota Kediri. Ada beberapa prasasti di Museum Airlangga yang menggunakan aksara tersebut.
Salah satunya ialah Prasasti Kusmala. Sebuah prasasti yang ditemukan di Kandangan, Kabupaten Kediri. Prasasti ini menceritakan tentang selesainya pembangunan sebuah dawuhan atau oleh seorang raja bawahan Majapahit bernama Sri Batara Wijayarajasananta Wiktamottunggadewa. Dan dalam pembangunannya, dipimpin langsung oleh penguasa setempat bernama Rakryan Demung Sang Martabun dan Rangga Sapu.
Adanya prasasti tersebut memperkuat bukti Aksara Kawi yang digunakan mulai abad ke-8 sampai abad ke-15. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Kediri, Zahrie Ahmad, menjelaskan bahwa keberadaan Aksara Kawi di Museum Airlangga Kota Kediri dinilai menjadi kekayaan sejarah masa lalu. Bahkan, warisan budaya tersebut kini sedang direncanakan untuk menyelenggarakan Kongres Aksara Kawi.
“Kami sedang menggodog acara Kongres Aksara Kawi, namun waktunya belum bisa dipastikan,” ungkap Zachrie, Selasa (15/2) lalu.
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan warisan budaya kepada generasi milenial. Apalagi, imbuh Zahrie, dapat dilakukan digitalisasi sehingga generasi milenial lebih cepat mengenal Aksara Kawi. Bukan tanpa kendala, Zachrie mengungkapkan rencana kongres tersebut masih melihat situasi Covid-19. Tak hanya itu, ia juga menunggu kesepakatan antara Pemerintah Kota Kediri dengan pegiat dan komunitas budaya, khususnya yang berkonsentrasi dalam kajian Aksara Kawi. (Anggoro/Setyo)