Metaranews.co, Tips – Pahami 5 langkah pertama pertolongan pada korban kekerasan seksual yang perlu kamu ketahui.
Kekerasan seksual di masyarakat masih masif. Baru-baru ini, 3 anak berusia 8 tahun diperkosa di TK di Mojokerto.
Selain itu, tidak hanya perempuan, laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan seksual. Seperti yang dialami penyanyi pria Dikta yang baru-baru ini viral karena diduga ada yang memencet kemaluannya sesaat setelah aksi panggungnya.
Adanya kasus ini menunjukkan bahwa masih banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat dan bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali.
Kejadian mengerikan ini juga dilakukan di beberapa tempat umum, salah satunya adalah sekolah. Apa sebenarnya yang bisa dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban kekerasan seksual?
Melansir tempo.co, psikolog menyarankan agar korban kekerasan seksual menceritakan apa yang terjadi kepada orang yang tepat.
Bagi korban, penting juga untuk diingat bahwa korban tidak menyalahkan dirinya sendiri dan berusaha menekan kejadian.
“Banyak korban yang merasa malu atau takut disalahkan lalu mengubur kejadian yang menimpanya dan pada akhirnya menjadi masalah yang berkepanjangan. Jadi memang harus berbagi dan mencari pertolongan, penting juga untuk tidak menyalahkan diri sendiri,” kata psikolog klinis Tara Adhisti de Thouars di Jakarta, Jumat 20 Januari 2023.
Pentingnya Pertolongan Pertama pada Korban Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah kejahatan luar biasa dan penyintas dapat mengalami tingkat stres yang sangat tinggi setelahnya.
Melansir hellodoc.com, perasaan trauma akibat kekerasan seksual bisa menimbulkan perasaan takut, marah, cemas, hingga depresi berkepanjangan.
Tidak jarang trauma psikis tersebut dapat menimbulkan gangguan fisik yang kemudian menurunkan produktivitas sehari-hari.
Pertolongan Pertama bagi Korban Kekerasan Seksual
1. Segera Bawa ke Fasilitas Kesehatan Terdekat bantu Korban Kekerasan Seksual
Hal pertama yang harus dilakukan ketika orang terdekat mengalami kekerasan seksual adalah membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun, pastikan fasilitas tersebut memiliki layanan forensik klinis atau spesialis forensik.
Jika Anda tidak dapat menemukan dokter forensik, Anda dapat mengunjungi rumah sakit terdekat. Pada umumnya fasilitas kesehatan memiliki layanan pemeriksaan klinis terkait kekerasan seksual.
Dokter nantinya akan menanyakan keluhan dan alur kejadian, memeriksa dan mengidentifikasi kelainan dan luka yang ada, serta mendokumentasikannya dalam rekam medis. Dokumen ini nantinya dapat digunakan sebagai resume medis jika diperlukan oleh penyintas untuk melapor ke kepolisian atau instansi terkait.
Ingat, bukti kekerasan seksual akan mudah memudar seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat dan mendokumentasikannya untuk keperluan lebih lanjut.
2. Jika Dialami Anak, Perhatikan Gejala Korban Kekerasan Seksual
Dalam kasus kekerasan seksual yang menimpa anak, seringkali sulit untuk mengidentifikasi kekerasan yang terjadi. Ini karena mereka cenderung tidak tahu dan tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi pada mereka.
Deteksi dini dapat dimulai saat anak mengeluh sakit saat buang air kecil atau besar. Namun perlu diingat, keluhan tersebut tidak selalu muncul setelah terjadinya tindak kekerasan seksual.
Anak juga tidak mudah mengatakan hal-hal yang dianggap traumatis bagi dirinya. Oleh karena itu, stimulasi dengan bermain peran atau menggambar merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan informasi dari anak yang pernah mengalami kekerasan seksual.
3. Melaporkan Kejadian tersebut ke Polisi atau Lembaga Hukum Independen bantu Korban Kekerasan Seksual
Langkah selanjutnya dalam upaya pertolongan pertama bagi korban kekerasan seksual adalah pelaporan. Anda bisa mendampingi korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke aparat penegak hukum.
Hal ini agar bukti tetap dapat dipertahankan dan meminta surat permohonan visa. Jadi, visum ini nantinya akan dijadikan barang bukti di pengadilan setelah berkas perkara dilimpahkan ke kejaksaan. Bedah mayat juga dapat diambil dari hasil pemeriksaan dokumentasi yang dilakukan setelah kasus kekerasan seksual terjadi.
Jika trauma cukup dalam sehingga penyintas ragu dan takut untuk melaporkannya ke pihak berwajib, penyintas dapat berkonsultasi dengan lembaga bantuan hukum atau organisasi independen lainnya. Misalnya kepada Komnas Perempuan untuk meminta saran dan bantuan.
4. Temukan Rumah Aman atau Jadilah Rumah Aman untuk Korban Kekerasan Seksual
Tidak jarang pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang terdekat dengan penyintas. Oleh karena itu, seringkali survivor tidak dapat menghindari situasi yang mengharuskan survivor dan pelaku saling bertemu. Hal ini tentu saja akan menambah luka trauma bagi penyintas, bahkan terkadang menambah kekerasan seksual lainnya.
Oleh karena itu, segera carikan rumah aman bagi penyintas kekerasan seksual. Beberapa lembaga independen seperti Komnas Perempuan memiliki rumah aman yang dapat menyediakan kebutuhan para penyintas sementara sekaligus memberikan bantuan layanan psikologis dan kesehatan lainnya.
5. Membantu Pemulihan Korban Kekerasan Seksual
Peristiwa kekerasan seksual bagi penyintas merupakan peristiwa traumatis yang sangat berat dalam kehidupan mereka.
Banyak yang mengalami masalah kesehatan mental setelahnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. Kondisi ini bahkan seringkali menimbulkan gejala kilas balik yang memilukan.
Oleh karena itu, penting untuk dapat memulihkan kesehatan mental para penyintas kekerasan seksual agar dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.
Carilah layanan psikolog atau psikiater profesional untuk membantu memulihkan kesehatan mental. Beberapa organisasi non-profesional dan independen bahkan telah menyediakan layanan serupa secara cuma-cuma.
Selain itu, menjadi seseorang yang selalu ada di sampingnya adalah hal termudah yang bisa kita lakukan. Berikan ruang dan waktu kepada penyintas untuk dapat mengenali cedera mereka dan dapat kembali ke aktivitasnya.
Beberapa hal di atas bisa kamu lakukan jika menjumpai kasus kekerasan seksual yang menimpa seseorang. Ini berlaku untuk setiap korban kekerasan seksual.
Baik laki-laki maupun perempuan bisa menjadi korban kekerasan seksual. Oleh karena itu, dengan mengetahui beberapa langkah penanganan awal, Anda dapat membantu setiap korban kekerasan seksual.