Metaranews.co, Kota Kediri – Ratusan warga gabungan dua desa menggeruduk Kantor Pabrik Gula (PG) Pesantren, Kota Kediri, Selasa (27/6/2023).
Warga gabungan itu berasal dari Lingkungan Dander Kelurahan Ketami dan Kelurahan Tempurejo. Di mana mereka menuntut zero pollution selama proses giling tebu yang dilakukan oleh PG Pesantren.
Pantauan Mentaranews.co, massa warga datang pukul 08.00 WIB dengan membawa sejumlah kendaraan, sound system, dan poster bernada protes.
Aksi saling dorong sempat terjadi dengan petugas kepolisian saat warga meminta masuk ke wilayah pabrik. Di samping itu, warga juga sempat menumpahkan material sisa limbah ke halaman Kantor PG Pesantren.
Ketua RW Lingkungan Dander, Teguh mengatakan, aksi warga tersebut sebagai bentuk kekecewaan karena material limbah pabrik yang diduga dari proses giling tebu mencemari lingkungan mereka.
“Setiap hari tiap enam bulan musim giling, lingkungan kita selalu tercemari debu. Pagi sampai sore kita nyapu, debu limbah selalu ada,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Antong Samijo, perwakilan warga Tugurejo. Antong mengatakan pencemaran akibat debu polusi pabrik tersebut sangat parah dan menganggu.
“Sebenarnya minggu lalu kita sempat mediasi dengan PG (Pesantren), dan mereka mengaku tidak bisa mewujudkan zero pollution. Maka kami sepakat untuk menggantinya dengan kompensasi,” ungkapnya.
“Tuntutan kompensasi dari kami sembako, uang, dan rekrutmen tenaga kerja dari warga desa kami,” imbuhnya.
Seusai berorasi, aksi demo warga pagi itu akhirnya ditemui oleh pihak PG Pesantren Kota Kediri. Di mana perwakilan warga dari kedua desa diajak berdialog terkait isi tuntutannya.
Sementara itu, Legal PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Rizal mengatakan, pihaknya berjanji akan menyampaikan tuntutan warga kepada pihak manajemen serta direksi.
“Aspirasi warga kita sampaikan pada pihak manajemen dan direksi. Nanti tanggal 4 Juni 2023 akan ada keputusan dari direksi kami,” jelas Rizal.