Metaranews.co, News – Baru-baru ini viral soal kost wanita yang penuh sampah di media sosial. Wanita tersebut diduga menderita gangguan hoarding.
Dalam video yang beredar, ruangan terlihat tidak terawat dan sangat berantakan. Ada genangan air, tumpukan karton, sampah berserakan, dan berbagai barang serta tumpukan pakaian dimana-mana.
Hoarding disorder biasanya ditunjukkan dengan kesulitan membuang barang dan lebih memilih menimbunnya hingga menumpuk secara berantakan. Mengutip Mayo Clinic, penderita gangguan ini biasanya merasa stres ketika harus membuang barang atau sampah tertentu.
Akibatnya, orang tersebut lebih memilih menyimpan dan mengumpulkan barang-barang tersebut hingga menumpuk menjadi sampah. Meski ruangannya sangat berantakan akibat tumpukan sampah, namun pengidap kondisi ini tidak merasa terganggu sedikit pun.
Mereka menganggap hal ini wajar dan lumrah. Hal inilah yang membuat penderita gangguan ini sulit untuk berobat.
Meski demikian, perawatan intensif tetap diperlukan. Hal ini diperlukan agar orang tersebut dapat hidup normal tanpa tumpukan sampah, sehat dan lebih bersenang-senang.
Apa yang membuat orang mengalami hoarding disorder?
Gangguan hoarding biasanya muncul pada usia 15 hingga 19 tahun. Semakin tua seseorang mengalami gangguan jiwa ini, semakin buruk pula gejala yang dialaminya.
Terlepas dari usia, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hoarding disorder. Ini termasuk:
1. Kepribadian
Ternyata kepribadian tertentu bisa menjadi faktor risiko orang mengalami masalah mental tersebut. Biasanya orang yang sulit mengambil keputusan, sulit fokus, dan mempunyai masalah dalam mengatur dan menyelesaikan masalah, berisiko tinggi mengalami hoarding disorder.
2. Sejarah keluarga
Biasanya, jika salah satu anggota keluarga pernah mengalami kelainan ini, kemungkinan besar anggota keluarga lainnya juga akan mengalami hoarding disorder.
3. Menjalani hidup penuh tekanan
Beberapa orang memiliki gangguan ini setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan sulit untuk diatasi. Misalnya kematian orang yang dicintai, perceraian, atau kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam.
4. Pengalaman buruk masa kecil
Beberapa peneliti meyakini hoarding disorder bisa dikaitkan dengan pengalaman buruk semasa kecil. Misalnya, Anda kehilangan barang yang sangat berharga, Anda tidak pernah bisa memiliki barang yang benar-benar Anda inginkan, dan tidak ada orang lain yang memedulikannya.
5. Pengalaman menyakitkan
hoarding disorder juga bisa dikaitkan dengan perasaan menyakitkan dan pengalaman sulit di masa lalu. Beberapa orang mengatakan bahwa menimbun membuat mereka merasa masalah mentalnya bisa teratasi.
Mereka tidak lagi merasa cemas, takut, atau kesal. Namun, penimbunan barang bukanlah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Anda tetap harus berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan bantuan.
Itulah penjelasan mengenai hoarding disorder dan penyebabnya, seperti yang dialami seorang wanita yang kosnya penuh dengan sampah.