Metaranews.co, Kota Kediri – Sejumlah pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Kediri mendatangi Mapolres Kediri Kota, Sabtu (7/10/2023) siang.
Kedatangan mereka untuk menanyakan sejuah mana pengungkapan kasus penganiayaan kepada salah satu anggotanya.
Di mana penganiayaan pada tanggal 4 Oktober 2023 itu mengakibatkan salah satu anggota PSHT Cabang Kota Kediri meninggal dunia.
Kasus penganiayaan tersebut sekaligus menjadi pemicu konvoi massa PSHT di berbagai jalan Kota dan Kabupaten Kediri pada Jumat (6/10/2023) malam.
“Ini harapan kita pelaku segera untuk tertangkap, karena situasi yang ada di lapangan semakin tidak terkontrol apabila pelaku belum juga tertangkap,” ujar Ketua PSHT Cabang Kediri, Agung Sediana, Sabtu (7/10/2023).
Menurut dia, massa tersebut tidak hanya dari Kota muapun Kabupaten Kediri, melainkan dari daerah sekitar Kediri Raya.
Agung pun mengimbau kepada seluruh simpatisan PSHT bersabar terkait proses pengungkapan kasus penganiayaan ini.
“Imbauan saya kepada seluruh warga PSHT di manapun berada tetap menahan diri. Jangan datang ke Kota Kediri, bantu doa untuk mengungkap kasus pelaku supaya tertangkap,” tuturnya.
Kronologi Kejadian
Wakapolres Kediri Kota, Kompol Dodi Pratama, menyebut pihaknya sudah membentuk tim khusus dalam pengungkapan kasus tersebut.
Ia menceritakan kronologi penganiayaan kepada korban berinisial AWP itu terjadi di Jalan Inspeksi Brantas, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, Rabu (4/10/2023) siang.
Korban tercatat sebagai warga Trenggalek.
Berdasrakan informasi yang diterima Dodi, penganiayaan tersebut diduga akibat saling pandang atara korban dan pelaku.
“Mungkin tatapan-tatapan mata, sehingga terjadi komunikasi verbal yang akhirnya menimbulkan penganiayaan,” jelasnya.
Menurut Dodi, sampai saat ini aparat kepolisian masih berupaya mengungkap siapa pelaku penganiayaan tersebut.
Adapun dari keterangan saksi, pelaku diduga berjumlah empat orang.
“Dugaan sementara dari kesaksian ada empat orang,” pungkasnya.