Metaranews.co, Kabupaten Blitar – Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengklaim tidak ada tanaman gagal panen akibat kemarau panjang di Kabupaten Blitar.
DKPP Kabupaten Blitar mengklaim hingga kini pihaknya belum menerima laporan dampak kemarau panjang terhadap lahan pertanian.
Dari monitoring yang dilakukan oleh DKPP, kondisi pertanian di Bumi Penataran tergolong masih cukup aman, terutama sektor di sawah. Dari 55 ribu hektare lahan milik petani, hingga kini belum ada laporan gagal panen padi.
Meski kemarau panjang telah terjadi, namun stok air di sejumlah kecamatan yang menjadi lumbung padi di Kabupaten Blitar seperti Selopuro, Wlingi, dan Kesamben hingga saat ini masih terpantau aman.
Oleh karenanya, tanaman padi petani di tiga kecamatan yang menjadi lumbung beras Kabupaten Blitar tersebut terhindar dari gagal panen.
“Info dari BMKG kan kekeringan masih panjang. Turun hujan diprediksi November,” jelas Kabid Prasarana Pertanian DKPP Kabupaten Blitar, Matsafi’i, Senin (9/10/2023).
Meski begitu, untuk mengantisipasi dampak kekeringan di musim kemarau, DKPP Kabupaten Blitar tetap meminta petani untuk melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya memperbaiki saluran air yang ada, serta menjaga sumber mata air. Terutama saluran tersier irigasi ke lahan pertanian.
Hal itu agar jika terjadi keterbatasan, air bisa tetap dialirkan ke lahan pertanian. Di samping itu, petani juga diminta untuk menggunakan air seperlunya di musim kemarau.
“Antisipasi kemarau panjang dari sisi prasarana pertanian, kita arahkan petani untuk memperbaiki saluran yang ada, terutama saluran tersier irigasi,” terangnya.
Luas lahan pertanian padi di Kabupaten Blitar sendiri mencapai 55 ribu hektare. Sementara untuk lahan pertanian jagung di Bumi Penataran mencapai 51 ribu hektare.
Kemudian kedelai 900 hektare, disusul dengan tanaman holtikultura seperti cabai, melon, dan semangka.
Dari monitoring yang dilakukan oleh DKPP Kabupaten Blitar, para petani di Bumi Penataran terpantau telah mengantisipasi datangnya kemarau panjang atau El Nino.
“Seperti di wilayah selatan itu, para petani telah mengantisipasi adanya El Nino. Jadi mereka tidak lagi menanam padi yang membutuhkan air banyak tapi beralih ke jagung,” imbuhnya.
Untuk diketahui, ada dua kecamatan di Blitar selatan yang saat ini mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang.
Ratusan kepala keluarga di dua Kecamatan yakni Wates dan Binangun pun kini mengalami kesulitan air bersih.
Namun dari hasil monitoring yang dilakukan oleh DKPP Kabupaten Blitar, kondisi itu tidak berdampak ke sektor pertanian.
Besar kemungkinan para petani di dua kecamatan tersebut tidak lagi menanam padi atau jagung akibat tidak adanya air, sehingga tidak ada laporan gagal panen.