Metaranews.co, Malang – Penangkapan terduga simpatisan teroris di sebuah rumah kos Jalan Dinoyo, Kota Malang masih menjadi tanda tanya tentang identitas dan jaringannya. Namun, Ketua RW 06 Kelurahan Dinoyo, Makky Trisuwanto menyatakan ada beberapa barang bukti yang diamankan petugas. Dari kamar terduga, Densus 88 mengamankan tiga bendera, senjata, dan pakaian loreng.
Ia mengaku sempat diajak petugas untuk menjadi saksi pengambilan barang bukti tersebut. Dia secara langsung juga menyaksikan proses penggeledahan seluruh isi kamar kos terduga simpatisan teroris itu.
Menurutnya, terdapat empat orang petugas tanpa seragam resmi menggeledah kamar kos itu. Namun di luar rumah kos, ada belasan petugas kepolisian lengkap dengan senjata laras panjang yang berjaga hingga ke ujung ujung atau pintu masuk gang.
“Petugas yang masuk kamar ada 4 orang berbaju biasa, kalau yang berjaga banyak, ada belasan. Kemudian di depan rumah kos ada petugas kayak intel. Kalau di ujung ujung gang seragam polisi dan bersenjata,” terangnya.
Makky mengungkapkan bahwa penggeledahan itu berlangsung sekitar satu jam mulai sekitar pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Dia mengatakan sejumlah barang bukti dibawa keluar oleh para petugas tersebut.
Dia mengaku sempat terkejut dengan benda benda yang diamankan petugas. Salah satunya yakni tiga buah bendera berwarna hitam dengan lafadz syahadat. Dikatakan, satu bendera terbentang di dinding kamar kos dan dua bendera lainnya terlipat di atas meja.
“Jadi yang dibawa petugas itu ada tiga bendera dengan lafadz Laillahailallah. Satu nempel di dinding, dua di atas meja. Saya gak tau itu bendera ISIS atau bukan, yang jelas benderanya berwarna hitam,” paparnya.
Selain bendera, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti lain. Mulai busur panah lengkap, pisau komando, jaket dengan corak loreng khas prajurit, laptop, flasdisk hingga beberapa buku.
Makky mengatakan, terduga simpatisan teroris itu merupakan seorang pria. Namun dia tak mengetahui secara pasti identitas dan asal tinggalnya. Sebab, yang bersangkutan belum terdata dalam catatan warga pendatang di RT setempat.
“Kami belum mengetahui identitasnya, sepertinya dia belum terdata di RT. Memang kadang pemilik kos di daerah kami malas menyerahkan data penghuni kosnya. Padahal kami sudah membuatkan form dengan format yang tinggal mengisi saja beserta fotocopy KTP gitu,” jelasnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pemilik kos khusus pria yang mayoritas penghuninya merupakan mahasiswa dan karyawan itu bukan warga setempat. Rumah kos berlantai tiga itu juga baru saja dibangun sekitar lima tahun yang lalu.
Sementara itu, penjaga rumah kos yang enggan disebut namanya enggan memberikan informasi terkait adanya penggeledahan dan penangkapan terduga simpatisan teroris di rumah kos tersebut.
“Mohon maaf, untuk informasi itu saya tidak bisa memberikan informasi apa apa. Lebih baik langsung ke pihak kepolisian. Saya hanya jaga, kita saling jaga pekerjaan kita masing masing aja ya,” ucapnya.