Metaranews.co, Kota Kediri – Nasib pilu dialami M (29), perempuan asal Bandar Lor, Kota Kediri, yang menjadi korban penculikan dan penyekapan. Ternyata M sudah mengalami ‘tragedi’ ini sejak 12 tahun silam.
M menjadi korban penculikan sepulang sekolah, hingga dinyatakan hilang oleh pihak kepolisian.
Sebenarnya M berhasil kabur dan menemukan keluarganya pada Juni 2024 lalu, namun korban diculik dan sempat ditusuk oleh terduga pelaku di kedua kakinya pada Sabtu (3/8/2024) malam.
“Pengakuan korban diculik oleh pelaku sejak umur 12 tahun sepulang sekolah,” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Arief Cholisudin Yuswanto, Jumat (9/8/2024).
“Keluarga sudah berupaya melakukan pencarian, termasuuk melaporkan kepada pihak kepolisian. Informasinya dulu sempat dinyatakan sebagai anak yang hilang,” lanjutnya.
Arief mengatakan, pengakuan korban tersebut disampaikan kepada Satgas Perlindungan Perempuan Anak (PPA) DP3AP2KB Kota Kediri saat melakukan pendampingan pascakejadian penculikan paksa tersebut.
Menurut Arief, selama disekap di rumah terduga pelaku di Kabupaten Probolinggo, korban juga sudah berupaya untuk melarikan diri sebanyak empat kali. Namun upaya korban selalu gagal.
“Kemudian satu bulan yang lalu, korban bisa kembali pulang ke keluarganya hingga timbul kejadian (penculikan) tersebut,” paparnya.
Cholis mengaku belum bisa menggali informasi lebih dalam, karena kondisi korban yang masih mengalami trauma berat.
Pendampingan psikologi pun sekarang masih berlangsung dan dilakukan oleh dokter forensik profesional dari RSUD Gambiran Kediri.
“Pihak keluarga juga menutup diri, khawatir akan ada ancaman dari pelaku,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berinisial M (29) menjadi korban penculikan disertai penganiayaan di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Sabtu (3/8/2024) malam.
Polisi menduga motif asmara menjadi latar belakang penculikan dan penganiayaan tersebut.
Saat itu terduga pelaku yang berinisial S (54) ternyata adalah ayah angkat korban. Terduga pelaku berusaha membawa korban secara paksa ke Probolinggo, dengan dibantu tiga rekan pria lainnya.