Ratusan Santri Jombang Gelar Doa Bersama, Harap Polemik Putusan MK dan Konflik PBNU vs PKB Segera Selesai

Santri Jombang
Caption: Santri di Jombang mengadakan doa bersama untuk kemaslahatan NU-PKB dan putusan MK, Kamis (22/8/2024). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Banyaknya konflik di Indonesia membuat para santri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar doa bersama.

Pelbagai konflik termasuk efek ketegangan antara pengurus PBNU dan PKB yang merembet ke mana-mana, hingga persoalan putusan MK terkait proses penyelenggaraan Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi sorotan para santri.

Melalui kegiatan doa bersama ini, para santri di Jombang berharap tercipta perdamaian atas kedua konflik tersebut.

Pengasuh Ponpes Al-Aqobah, KH Ahmad Junaidi Hidayat mengatakan, kegiatan doa bersama yang diikuti santri, para guru, dari Al-Aqobah 4 ini diadakan untuk keselamatan bangsa.

“Masyarakat kita, baik dalam skala yang luas, terkait dengan berbagai problem bangsa ini,” ucap Kiai Junaidi, Kamis (22/8/2024).

Ia menuturkan, melalui kegiatan doa bersama ini diharapkan mendapat berkah dan menghilangkan segala macam konflik.

Terlebih, masyarakat Indonesia baru-baru ini tengah dihadapkan dengan putusan MK terkait dengan proses penyelenggaraan Pilkada.

“Bangsa kita saat ini sedang dihadapkan pada ujian, dengan keputusan MK, terkait dengan persoalan pengisian kepala daerah itu ternyata menimbulkan banyak konflik, dan kita berharap agar tidak sampai menimbulkan problem, perpecahan pada bangsa ini, karena ini tentu akan menyengsarakan masyarakat,” tuturnya.

Menurut Kiai Junaidi, kegiatan doa bersama ini digelar untuk memberikan keberkahan kepada bangsa Indonesia, dan meminta agar konflik segera terselesaikan.

“Agar Allah memberikan keberkahan kepada bangsa ini, dan menghilangkan segala macam hal-hal yang bisa menimbulkan konflik, menimbulkan perpecahan terhadap bangsa ini,” ujarnya.

Selain itu, Kiai Junaidi mengaku prihatin dengan yang terjadi dengan pengurus PBNU dan PKB.

“Yang saat ini terjadi konflik, sedang terjadi kesalahpahaman, yakni terjadi permasalahan hubungan yang kita berharap sebagai warga pesantren, santri, agar persoalan ini tidak berlarut-larut, dan segera bisa terjadi pemahaman bersama, islah bersama,” katanya.

Ia berharap, PBNU dan PKB bisa menempatkan positioning yang tepat. Keduanya dianggap sangat penting untuk masyarakat dalam berorganisasi maupun dalam menyampaikan aspirasi.

“Untuk menempatkan positioning yang tepat, terkait dengan itu. Karena kita butuh PBNU menjadi organisasi yang kuat untuk membangun umat Islam ahlusunah waljamaah, kita butuh PKB, yang mengawal terhadap aspirasi umat Islam khususnya, dan Nahdlatul Ulama ini,” pungkasnya.

Pos terkait