BPBD Sebut Lebih dari 300 Kejadian Bencana Alam di Jatim Januari-November 2024 Didominasi Hidrometeorologi

BPBD Jatim
Caption: Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, menyebut lebih dari 300 kejadian bencana alam selama periode Januari-November 2024 didominasi hidrometeorologi.

Dominasi bencana hidrometeorologi itu mulai dari tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut diungkapkan Gatot saat apel gladi kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Kota Kediri, Kamis (12/12/2024).

“Mulai Januari hingga akhir November kemarin sudah lebih dari 300 kejadian bencana, dan dari kejadian tersebut masih didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung banjir serta tanah longsor,” ujar Gatot kepada wartawan.

Gatot mengatakan, di penghujung tahun bulan Desember 2024 ini sejumlah wilayah di Jawa Timur juga terdampak bencana hidrometeorologi.

Di antaranya seperti di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan yang terendam banjir sejak dua minggu terakhir.

Selanjutnya di Kabupaten Jombang, Kota dan Kabupaten Mojokerto, hingga Sidoarjo terdampak bencana banjir.

Sejumlah alat berat, dapur umum, dan keperluan konsumsi warga terdampak sudah diterjunkan oleh BPBD Jatim di lapangan.

“Seperti halnya di Mojokerto dan Jombang, kita sudah menurunkan alat-alat tersebut dan untuk kebutuhan dapur umum, memberikan makanan untuk pengungsian,” jelas Gatot.

Gatot melanjutkan, pihaknya telah mendorong ke beberapa wilayah untuk menetapkan status kedaruratan bencana hidrometeorologi, yang puncaknya diperkirakan terjadi Januari 2025.

Status kedaruratan itu digunakan untuk mengetahui mitigasi bencana hidrometeorologi, seiring peningkatan curah hujan di penghujung tahun.

“Untuk siaga darurat ada beberapa wilayah memang seperti halnya di Pasuruan. Kemarin kita minta untuk di Jombang segera menaikkan statusnya ke tanggap darurat. Seperti halnya di Mojokerto juga sudah diperlukan status tanggap darurat,” pungkasnya.

Pos terkait