Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Anggota DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menyoroti alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan lereng Gunung Kelud.
Masifnya alih fungsi lahan itu ditengarai menjadi penyebab banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Rabu (29/1/2025) lalu.
Untuk itu, Mas Pipin sapaan karib Khusnul Arif, mendorong pihak-pihak terkait untuk menjaga ekosistem yang ada di kawasan lereng Gunung Kelud.
“Saya menduga bahwa banjir kali ini salah satu penyebab utamanya adanya alih fungsi lahan yang ada di lereng Gunung Kelud,” kata Mas Pipin, Sabtu (1/2/2025).
“Kami mendorong pihak terkait untuk memastikan bisa menjaga ekosistem alami yang ada di kawasan lereng Gunung Kelud,” lanjutnya.
Mas Pipin turut prihatin atas terjadinya peristiwa banjir bandang di Kecamatan Plosoklaten tersebut.
Adapun bencana banjir tersebut menyebabkan puluhan hektare lahan pertanian warga rusak. Lalu sejumlah kolam budidaya ikan di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, juga terdampak akibat banjir tersebut.
Dalam bencana banjir ini, para petani setempat ditaksir merugi ratusan juta rupiah.
“Banjir kali ini juga memutus akses jalan penghubung Desa Trisula dengan Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten. Dan hal sama juga beberapa desa merusak pondasi jalan yang berada di colokan sungai yang tergerus air hingga ambrol,” sebut Mas Pipin.
Pria yang menjabat Wakil Ketua komisi D DPRD Jawa Timur ini juga mengapresiasi langkah cepat Dinas PUPR Kabupaten Kediri, yang langsung berkoordinasi dengan pemangku wilayah dalam hal ini PTPN XII Ngrangkah Sepawon.
Di mana pihak-pihak terkait telah menurunkan alat berat untuk memperbaiki tanggul yang rusak. Alat berat tersebut juga bergerak cepat untuk memperbaiki jalan yang terputus akibat banjir.
“Semoga hasil dari koordinasi tersebut diharapkan bisa cepat membuahkan keputusan yang tepat, sehingga banjir seperti ini tidak terulang kembali,” jelasnya.
Menurut Mas Pipin, peristiwa banjir ini juga dapat menjadi catatan penting bagi Pemkab Kediri, pemerintah provinsi, dan pihak PTPN XII Ngrangkah Sepawon, untuk memperkuat sistem pengelolaan lahan dan mitigasi bencana di kawasan lereng Gunung Kelud.
“Mengatasi permasalahan banjir ini harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, dan harus komprehensif serta terintegrasi,” paparnya.
“Tidak bisa sepotong-sepotong dari hulu kaitannya dengan potensi terjadinya penggundulan dan adanya penambangan pasir. Serta adanya perubahan fungsi dari sebuah ekosistem alam,” pungkas Mas Pipin.