Ekskavasi Situs Tondowongso Kediri, Arkeolog Temukan Fondasi Candi Kuno

Kediri
Caption: Penggalian tanah di kawasan Situs Tondowongso, Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (22/8/2025). Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Situs Tondowongso yang berada di Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kembali diekskavasi.

Penggalian ini sudah berlangsung sejak Rabu (20/8/2025) lalu, dan akan dikerjakan selama sepuluh hari ke depan.

Bacaan Lainnya

Fokus ekskavasi kali ini adalah mengungkap struktur asli situs yang pertama kali ditemukan pada tahun 2006, sekaligus mempersiapkannya untuk pengembangan destinasi wisata budaya.

Staf Sejarah dan Purbakala (Jakala) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Imam Syafi’i, menjelaskan ada tiga titik utama yang digali, yaitu gapura seluas 54 meter persegi, candi perwara seluas 96 meter persegi, dan candi induk seluas 121 meter persegi.

“Tujuan utamanya untuk mengetahui struktur bangunan secara lebih lengkap, sekaligus mempersiapkan pengembangan situs ini sebagai destinasi wisata budaya,” jelas Imam, Jumat (22/8/2025).

Ekskavasi juga dilakukan untuk mendukung pembangunan tiang pancang sebagai bagian dari rencana pengatapan dan perlindungan situs.

Sebelum tiang pancang dipasang, tim harus memastikan fondasi tidak merusak struktur asli candi Tondowongso.

Koordinator dari Tim Arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM, Lintang Andamarati, mengungkapkan sejauh ini sudah ada enam kotak galian, masing-masing berukuran 2×2 meter, menggunakan metode sistem lot atau penggalian kotak-kotak.

“Jika ditemukan struktur signifikan, penggalian langsung dihentikan pada kedalaman sekitar dua meter. Rencana tiang pancang memang harus melalui ground check terlebih dahulu, supaya tidak merusak fondasi asli candi,” ungkap Lintang.

Di sisi selatan area situs, tim arkeologi menemukan susunan bata yang diperkirakan merupakan bagian fondasi candi.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Situs Tondowongso memiliki struktur besar dan kompleks, bukan sekadar reruntuhan kuno.

“Kalau dibiarkan terbuka, bata-bata ini lama kelamaan bisa rusak terkena cuaca. Jadi rencana pengatapan ini memang lebih ke arah perlindungan situs,” tuturnya.

Untuk itu, kata Lintang, pihaknya juga akan menyusun laporan lengkap beserta rekomendasi teknis agar pembangunan tiang pancang tidak salah posisi.

Ekskavasi ini melibatkan kerja sama antara Disparbud Kabupaten Kediri, Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, serta tim arkeolog UGM.

Pos terkait