Jejak yang Terkubur : Misteri Peradaban Tondowongso (2)

Penggalian di Situs Tondowongso, Kediri pada tahun 2007 silam (Foto: Imam Mubarok/Metaranews)
Penggalian di Situs Tondowongso, Kediri pada tahun 2007 silam (Foto: Imam Mubarok/Metaranews)

Ketika Dewi Durga dan Lembu Andini Muncul di Ladang

Metaranews.co, Kediri – Kamis sore, 18 Januari 2007, tanah Dusun Tondowongso kembali berbicara.

Bacaan Lainnya

Tak lama setelah penemuan Arca Dewa Siwa oleh Bagong Suwono beberapa hari sebelumnya, kini giliran Dewi Durga dan Lembu Andini yang menampakkan diri—masih di lokasi yang sama, di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

Penemunya adalah Mohammad Sodiq (38 tahun), warga Desa Tengger Kidul. Saat itu, Sodiq sedang memimpin penggalian lahan untuk keperluan pengurugan di tanah milik Kiran (47 tahun), warga Adan-Adan Gurah. Lahan tersebut tak jauh dari titik pertama penemuan arca oleh Bagong.

“Saya tidak punya firasat apa-apa. Kami hanya bekerja seperti biasa, menggali untuk urugan. Tapi saat cangkul menyentuh sesuatu yang keras, saya curiga. Begitu saya gali pelan-pelan, ternyata itu patung. Saya langsung teringat pada temuan Pak Bagong beberapa hari lalu,” kata Sodiq, saat ditemui Jumat, 19 Januari 2007.

Patung yang ia temukan adalah sosok perempuan bertangan delapan, ciri khas ikonografi Dewi Durga, dewi perang dalam tradisi Hindu. Tak lama berselang, Mujiono (42 tahun), warga Desa Sentul, juga menemukan sebuah patung—kali ini seekor lembu, yang diyakini sebagai Lembu Andini, kendaraan suci yang menyertai Dewa Siwa.

Arca Dewi Durga dari penggalian di Situs Tondowongso, Kediri (Foto: Imam Mubarok/Metaranews)
Arca Dewi Durga dari penggalian di Situs Tondowongso, Kediri yang digali pada tahun 2007 silam (Foto: Imam Mubarok/Metaranews)

Penemuan demi penemuan ini menambah kuat dugaan bahwa Dusun Tondowongso dulunya adalah kompleks religius atau kawasan suci pada masa kerajaan Hindu-Buddha, mungkin bagian dari Kerajaan Kediri yang berkembang antara abad ke-10 hingga ke-13 Masehi.

Kepala Kantor Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Kediri, Mudjianto, melalui Kasi Seni dan Budaya Suradi, kala itu membenarkan bahwa benda-benda tersebut telah dikategorikan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Kepastian ini diperoleh setelah dua staf ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan melakukan penelitian langsung di lokasi, Senin sebelumnya, selama kurang lebih 4,5 jam.

“Kalau berdasarkan keterangan BP3, patung-patung yang ditemukan di sekitar lokasi itu termasuk benda purbakala. Untuk sementara, pengawasan dilakukan oleh pemerintah desa. Kami juga terus memantau,” ujar Suradi.

Warga sekitar menyambut temuan ini dengan rasa campur aduk: antara kagum, penasaran, dan bangga. Ladang-ladang yang dulu hanya dianggap tempat bercocok tanam, kini mendadak menjadi titik perhatian nasional. Semakin hari, semakin kuat keyakinan bahwa tanah di bawah Desa Gayam menyimpan lebih dari sekadar arca—ia menyimpan cerita, peradaban, dan mungkin sebuah situs yang terlupakan.

Pos terkait