Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sejumlah warga mulai mengembalikan barang hasil penjarahan pascakerusuhan yang melanda kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur.
Barang-barang itu diserahkan langsung ke Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Kediri maupun perangkat desa setempat.
Kasatpol-PP Kabupaten Kediri, Kaleb Untung Satrio Wicaksono, membenarkan hal tersebut.
Saat dikonfirmasi METARA pada Selasa (2/9/2025). Ia menyebut bahwa barang yang dikembalikan beragam, mulai dari perlengkapan kecil seperti kartu pengenal dan pulpen, hingga barang bernilai tinggi.
“Yang mahal-mahal juga sudah mulai dikembalikan. Ada kursi antrian, kulkas, motor, dan pagar besi pun juga dikembalikan,” ujar Kaleb.
Menurutnya, seluruh barang yang dikembalikan akan ditampung terlebih dahulu di lokasi pengembalian, sebelum dilakukan koordinasi lebih lanjut mengenai penampungan resmi aset milik Pemkab Kediri.
“Semua aset yang telah dikembalikan ini akan ditampung dulu di tempat dikembalikannya aset tersebut, sambil menunggu koordinasi ke depannya,” jelasnya.
Penjarah Serahkan Monitor PC
Pantauan METARA di kantor Satpol-PP Kabupaten Kediri, tampak dua pemuda menyerahkan monitor PC hasil jarahan. Mereka ialah Awan (19) dan Intang (19), warga Kota Kediri.
Keduanya mengaku awalnya tidak berniat ikut menjarah. Mereka hanya nongkrong di sekitaran Simpang Lima Gumul (SLG), lalu melihat kerumunan massa di depan Kantor Pemkab Kediri.
“Tidak tahu apa namanya (gedung yang dijarah), yang pasti di sebelah situ,” ucap Awan sambil menunjuk lokasi yang sempat ia jarah bersama warga lainnya.
Awan menuturkan, awalnya ia bersama Intang hanya mampir sebentar di sekitar SLG. Namun ketika itu ia melihat banyak orang keluar dari gedung sambil bawa barang.
“Akhirnya ya mampir sebentar, sama lihat-lihat kerumunan itu,” bebernya.
Tak hanya sekadar menyaksikan, mereka juga ikut-ikutan masuk dan menjarah.
Karena hanya membawa motor, keduanya mengaku sempat bingung memilih barang yang bisa diambil, hingga akhirnya membawa monitor PC.
“Cuma bawa sepeda soalnya. Mau bawa barang-barang lain cuma tidak bisa bawanya. Bingung juga saat itu,” sebut Awan.
Setelah pemerintah mengeluarkan imbauan pengembalian barang hasil jarahan, keduanya memutuskan untuk menyerahkan monitor tersebut.
Keputusan itu diambil setelah mendapat dorongan dari orang tua serta kakek-nenek mereka.
“Saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali, saya takut dikenai pelanggaran oleh pemerintah,” pungkasnya.
Sementara Pemkab Kediri terus mengimbau masyarakat agar mengembalikan seluruh aset milik negara yang diambil dalam kerusuhan pada Sabtu (30/8/2025) lalu.