Metaranews.co, Kabupaten Jember – Gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Jawa Timur 2025 memasuki hari ketiga, Selasa (16/9/2025).
Salah satu agenda yang digelar di venue Al-Qodiri Jember adalah lomba tilawah kategori tunanetra, yang diikuti tujuh peserta dari berbagai daerah.
Dari deretan peserta tersebut, kafilah asal Kabupaten Jember, Ahmad Musyaddat, menjadi salah satu yang menarik perhatian.
Musyaddat tampil dengan penuh percaya diri, meski membawa keterbatasan sebagai penyandang tunanetra.
Kehadirannya di panggung MTQ menjadi representasi bahwa ajang ini bukan hanya untuk peserta umum, melainkan juga ruang bagi penyandang disabilitas untuk memperlihatkan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an.
Koordinator venue tilawah remaja dan tunanetra, Iwan Sutikno, menyampaikan bahwa pelaksanaan lomba disusun secara sistematis agar adil dan objektif.
“Peserta tampil berurutan sesuai nomor registrasi. Identitas daerah asal tidak diumumkan demi menjaga objektivitas,” ujarnya.
Selain itu, sistem penilaian juga dirancang transparan agar dapat dipantau langsung oleh publik.
“Nilai peserta langsung ditampilkan di layar venue dan website resmi musabaqah.id secara real time,” jelasnya.
Menurut Iwan, klasemen nilai akan terus diperbarui sejak hari pertama hingga hari kesembilan.
Dengan begitu, masyarakat bisa memantau perkembangan perolehan nilai setiap peserta.
“Tiga besar nantinya akan tampil kembali pada babak final Jumat mendatang,” katanya.
Bagi Musyaddat, perjuangan hingga bisa berdiri di ajang provinsi tidak lepas dari persiapan panjang.
Sejak seleksi tingkat kecamatan, ia sudah berlatih secara intensif dengan bimbingan guru dan pendampingan keluarga.
“Fasohah menjadi tantangan, tapi dengan bimbingan guru akhirnya lebih siap. Saya ingin menambah ilmu sekaligus mengharumkan nama Jember,” ungkapnya.
Musyaddat merupakan santri alumni Pondok Pesantren Tahfidul Qur’an Songon Pondok Joyo, Kecamatan Semboro.
Saat ini, ia melanjutkan pembelajaran di Fatihul Ulum Manggisan, Kecamatan Tanggul.
Konsistensi dalam belajar dan berlatih menjadi bekal utamanya untuk tampil di panggung MTQ tingkat Jawa Timur.
Peran keluarga juga sangat besar dalam mendukung langkahnya.
Ayahnya, Ali Said, tidak pernah absen mendampingi dari satu tahap seleksi ke tahap berikutnya.
“Sejak awal saya mengawal langsung. Dari lomba kabupaten hingga provinsi, saya selalu ada untuk mendukung,” tutur Ali Said. (ADV)