Metaranews.co, Kota Kediri – Memasuki musim pancaroba, perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba serta kelembaban udara yang tidak menentu membuat tubuh rentan terserang gangguan kesehatan, khususnya saluran pernapasan.
Menurut praktisi herbal asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Wahyu Yuwono, kondisi tersebut dapat memicu berbagai penyakit, seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek, hingga suara serak.
“Ini musim pancaroba, di mana banyak virus, bakteri, dan hal lain yang memicu batik dan flu. Kita harus banyak sayur dan buah. Bila sudah sakit segera diobati dengan ke dokter atau minum jamu,” ujar Wahyu saat ditemui, Rabu (17/9/2025).
Wahyu menyebutkan bahwa permintaan obat tradisional untuk flu dan batuk dalam sebulan terakhir meningkat hingga 25 persen. Rata-rata dalam sehari ia meracik sekitar 15 paket obat.
“Sebulan terkahir (permintaan) meningkat hingga 25 persen. Rata-rata dalam sehari permintaan obat flu dan batuk mencapai 15 paket,” tuturnya.
Ramuan tradisional yang digunakan terdiri dari tanaman herbal seperti daun saga, pegagan, kencur, serai, jahe, temulawak, hingga kayu manis.
Ramuan ini bisa dikonsumsi dua kali sehari, pagi dan sore, setelah direbus terlebih dahulu.
Produk racikan dijual dalam bentuk kapsul maupun seduhan dengan harga Rp75 ribu per paket untuk kebutuhan satu bulan.
Menurut Wahyu, visinya dan praktisi herbal lainnya hanya satu, yakni mereka ingin masyarakat tetap sehat dengan biaya semurah-murahnya, tapi dengan khasiat sebaik-baiknya.
“Kita meracik jamu agar masyarakat sehat dengan biaya semurah-murahnya, dengan kasiat sebagus-bagusnya, agar masyarakat bisa berkarya dengan kondisi ekonomi sesulit ini, tetap bisa menjaga kesehatan,” paparnya.
Salah satu pelanggan, Supari, warga Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, mengaku sudah lama berlangganan obat herbal dari tempat Wahyu.
Saat ini Supari membeli ramuan untuk orang tuanya yang mengalami gangguan paru-paru.
“Beli obat di sini untuk orang tua, karena sudah cocok dan langganan lama. Harganya juga lebih murah, karena bisa untuk satu bulan,” ujar Supari.
Selain warga Kediri, pelanggan Wahyu juga datang dari wilayah sekitar seperti Jombang, Blitar, Tulungagung, hingga Nganjuk. Bahkan ada pembeli dari luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi.