Cicit Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani Hadir di Lirboyo, Gubernur Khofifah Berpasan Agar Santri Amalkan Ilmu dan Ikhlas Dalam Mencari Ilmu

Foto: Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin Al-Jaelani saat mendapat cindera mata dari KH Reza Ahmad Zahid dan Gubernur Khofifah Indar Parawangsa (Darman/Metaranews)
Foto: Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin Al-Jaelani saat mendapat cindera mata dari KH Reza Ahmad Zahid dan Gubernur Khofifah Indar Parawangsa (Darman/Metaranews)

Metaranews.co, Kediri – Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriyah yang digelar di Aula KH. Imam Yahya Mahrus, Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Minggu (21/9/2025).

Acara ini dihadiri oleh tamu istimewa dari Baghdad, Irak, yakni Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin Al-Jaelani, cicit dari Sultanul Auliya Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani keturunan ke 19 dan pemegang utama Mutawalli Masjid dan Maqom Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dan Gubernur Khofifah Indar Parawangsa.

Bacaan Lainnya

Dalam tausiyahnya, Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin mengingatkan kepada para santri untuk senantiasa berpegang pada ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah serta meneruskan perjuangan para ulama salafus sholeh dalam menyebarkan Islam secara santun, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

“Kami berharap para santri mampu menjadi penerus perjuangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, menyebarkan Islam dengan akhlak yang mulia dan penuh kasih sayang,” tutur Al-Sheikh Al-Jaelani.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengajak seluruh santri untuk memahami prinsip menutut ilmu sesuai amanat Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin Al-Jaelani. Dalam mencari ilmu ada tiga prinsip yakni ilmu, mengamalkan ilmu yang diperoleh, keikhlasan dalam mencari ilmu.

“Bahwasanya tidak bisa santri hanya memegang kuat ilmu, ilmu yang didapat harus diamalkan. Dalam menutut ilmu harus ada keikhlasan. Ini bagian dari substansi yang diajarkan oleh Al-Sheikh Afeefuddin,” ujar Khofifah.

Khofifah juga menyampaikan bahwa terdapat sebuah kitab Nashoihul Ibad yang berisi kumpulan nasihat Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kitab ini akan menjadi rujukan dalam sekolah-sekolah nantinya.

“InsyaAllah kitab tersebut akan dicetak dalam tiga jilid dan kami dorong agar bisa menjadi bagian dari kurikulum pendidikan SMA dan SMK. Isinya sangat relevan untuk pembentukan karakter: keikhlasan, kesabaran, syukur, tawakal, dan akhlak mulia,” tambahnya.

Semangat dalam sambutannya, Pengasuh PP HM Al-Mahrusiyah, KH Reza Ahmad Zahid, menyebut kehadiran Al-Sheikh Afeefuddin sebagai buah dari silaturahmi keluarga besar pesantren saat melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani di Baghdad.

“Pertemuan kami di Baghdad berlanjut dengan kehadiran beliau di pesantren ini. Sebuah keberkahan tersendiri bagi santri dan masyarakat sekitar,” ungkap KH Reza.

Peringatan Maulid Nabi tahun ini tidak hanya menjadi ajang perayaan keagamaan, tetapi juga momentum spiritual yang memperkuat pemahaman keislaman santri serta mempererat hubungan antara pesantren Indonesia dan dunia Islam internasional.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pemberian cindera mata dari Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Lirboyo, kepada Al-Sheikh Al-Sayyid Afeefuddin dan juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Pos terkait