Warga Kutai Timur Belajar Tenun Ikat ke Kediri, Dorong Pengembangan Wastra Daerah

Kediri
Caption: Sejumlah warga Kutai Timur saat belajar menenun di Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul, Kota Kediri. Doc: Pemkot Kediri

Metaranews.co, Kota Kediri – Serombongan warga dari Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, rela terbang jauh ke Kediri, Jawa Timur, demi mempelajari pembuatan tenun ikat.

Tenun ikat di Kediri sendiri merupakan salah satu komoditas unggulan.

Bacaan Lainnya

Rombongan yang difasilitasi oleh kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Dekranasda Kabupaten Kutai Timur, Disperindag Kab. Kutai Timur, serta Fascreeya Indonesia itu tiba di Kediri, Selasa (4/11/2025).

Mereka akan belajar dan tinggal langsung di kawasan kampung tenun selama sekitar 10 hari ke depan, yaitu di Tenun Bandoel, salah satu pengrajin yang ada di Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul.

Para anggota rombongan yang terdiri warga maupun pengrajin tenun itu tertarik datang ke Kediri, setelah sebelumnya mengikuti pelatihan pembuatan tenun di wilayahnya.

Sekretaris Dekranasda Kutai Timur, Sri Yuniasih mengatakan, dengan belajar langsung di pusat tenun Kediri itu pihaknya berharap peserta rombongan bisa mempelajari lebih matang keterampilan menenun.

“Mereka dikirim ke sini agar bisa belajar secara langsung, lalu nantinya agar bisa membuat tenun sendiri di Kutai Timur,” ujar Sri Yuniasih yang turut mendampingi di Kediri.

Kebetulan, kata Yuniasih, bidang tenun di Kutai Timur termasuk bidang yang tengah didorong pengembangannya, agar tercapai motif khusus asli Kutai Timur.

Pendiri Fascreeya Indonesia, Anas Maghfur mengatakan, Fascreeya adalah organisasi sosial yang bergerak di bidang fashion dan kriya diantaranya adalah pengembangan wastra.

Sebelumnya, pihaknya telah bekerjasama dengan Dekranasda Kutai Timur untuk pengembangan tenun itu dengan sejumlah pelatihan.

“Nah, rombongan yang ikut ke Kediri itu adalah peserta pelatihan yang kami gelar dengan Dekranasda Kutai Timur. Ke Kediri ini konteksnya untuk praktiknya. Makanya jauh-jauh datang ke sini supaya bisa praktik,” ujar Anas yang juga pemilik brand fashion Aemtobe ini.

Salah satu anggota rombongan, Yohane, mengatakan, dengan datang langsung itu dirinya bisa semakin mendalami pengetahuan dan keahlian bidang tenun.

“Kita ke sini untuk memperdalam pengetahuan. Dari sini juga jadi tahu bahwa di sini proses menenun lebih simpel daripada yang kami punyai, sehingga menghemat waktu,” ujar Yohane.

Ketua Koperasi Pengrajin Tenun Ikat Bandar Kidul, Erwin Wahyu Nugroho, mengatakan pihaknya menyambut baik kedatangan rombongan tersebut. Pembelajaran nantinya akan ditekankan pada teknik pembuatan tenun ikat maupun prosesnya.

“Pada intinya adalah pembelajaran tenun ikat itu. Jadi nanti akan ada pendamping yang menemani mereka belajar,” ujar Erwin.

Erwin menyampaikan rasa terima kasihnya dengan kedatangan rombongan para peserta pembelajaran tenun ikat itu. Dirinya juga berharap kerjasama terus terjalin selamamya.

“Dulu saya pernah jadi pemateri di Kutai Timur sana, sekarang mereka yang ke sini untuk praktek. Semoga nantinya berkelanjutan.” pungkas Erwin.

Pos terkait