Sudarmaji, Kakek Boyolali yang Temukan Ketenteraman Hidup di Gua Anggas Wesi Jombang

Jombang
Caption: Sudarmaji, pria asal Boyolali yang memilih tinggal di gua kawasan lereng Anjasmoro, Wonosalam, Jombang. Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Seorang kakek asal Boyolali, Jawa Tengah, memilih hidup jauh dari keramaian.

Ia adalah Sudarmaji (60), pria sederhana yang telah puluhan tahun menetap di Gua Anggas Wesi, Dusun Sidolegi, Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Gua yang tersembunyi di balik rimbun hutan jati lereng Gunung Anjasmoro itu menjadi rumah sekaligus tempat Sudarmaji menemukan ketenangan.

Bagi sebagian orang, tinggal di gua mungkin tampak aneh. Namun bagi Sudarmaji, di situlah ia merasa damai.

“Di sini saya tenang,” ucapnya singkat, Selasa (11/11/2025).

Untuk sampai ke Gua Anggas Wesi butuh waktu dan tenaga ekstra. Dari pusat Kota Jombang, perjalanan sejauh 33 kilometer ditempuh hampir satu jam menuju Desa Sumberjo.

Dari sana, pengunjung harus menempuh jalan menanjak sekitar 35 menit dengan sepeda motor, lalu berjalan kaki sejauh 50 meter melewati jalan setapak di tengah hutan jati.

Sesampainya di lokasi, tampak mulut gua yang menyatu dengan batuan alam. Di depannya tergantung pakaian, ember penampung air hujan, dan kasur tipis tempat Sudarmaji beristirahat.

Di dalam gua, aroma dupa berpadu dengan asap lampu minyak yang menjadi penerang di malam hari.

Sudarmaji menjalani hari-harinya dengan kesederhanaan. Ia mandi di sungai kecil di bawah gua, memasak dengan tungku kayu, dan sesekali mendengarkan kabar dari radio tua miliknya.

Ia jarang bercerita tentang masa lalunya. Hanya saja, ia mengaku berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, dan merasa lebih damai hidup di tengah alam Jombang.

“Sudah lama saya di sini. Tidak betah kalau ramai,” tuturnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sudarmaji mengandalkan pemberian dari para pengunjung yang datang bertapa di gua. Kadang ia mendapat makanan, kadang uang seikhlasnya.

Dengan uang itu, ia sesekali turun ke desa menggunakan sepeda motor bebek tuanya untuk membeli kebutuhan pokok.

Terpisah, kepala Dusun Sidolegi, Abdul Sholeh Sobirin, mengatakan warga dan pihak Perhutani sudah beberapa kali berupaya memindahkan Sudarmaji ke tempat yang lebih layak. Namun, upaya itu selalu ditolak.

“Kami sudah menawarkan tempat di luar gua supaya tidak mengganggu pengunjung, tapi beliau tetap ingin di sana,” ujar Sholeh saat dikonfirmasi.

Menurut Sholeh, warga sekitar tidak mempermasalahkan keberadaannya. Hanya saja, beberapa pengunjung mengaku terganggu dengan bau yang sesekali muncul dari arah gua tempat Sudarmaji tinggal.

Selain menjadi tempat tinggal Sudarmaji, Gua Anggas Wesi juga menyimpan kisah masa lampau.

Warga percaya gua ini pernah menjadi tempat pertapaan pada masa Kerajaan Majapahit, bahkan diyakini memiliki lorong gaib yang terhubung dengan gua lain di lereng Anjasmoro.

“Meski belum ada bukti arkeologis, cerita itu tetap dipercaya masyarakat sampai hari ini,” ujar Sholeh.

Secara administratif, gua ini berada di petak 37F, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sumberjo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung, KPH Jombang, dengan luas sekitar 0,1 hektare. Kawasan ini termasuk dalam hutan penggunaan khusus (KPKh).

Pos terkait