Program Doktoral PAI UIT Lirboyo Disambut Antusias, Asesor Tegaskan Penguatan Turots Jadi Nilai Unggul

Lirboyo
Caption: Pelaksanaan asesmen lapangan untuk pembukaan Program Doktoral PAI Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri, 30 November 2025. Doc: UIT Lirboyo Kediri

Metaranews.co, Kota Kediri – Pelaksanaan asesmen lapangan untuk pembukaan Program Doktoral Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri pada 30 November 2025, mencerminkan antusiasme sekaligus kesiapan kampus dalam menghadirkan pusat studi pendidikan Islam berbasis turots.

Kegiatan tersebut menegaskan komitmen UIT untuk memperluas kontribusi akademik dengan tetap berpegang pada tradisi pesantren yang menjadi ciri khas lembaga pendidikan ini.

Bacaan Lainnya

Pengasuh Yayasan UIT, KH An’im Falahudin Mahrus, menyampaikan bahwa pendirian UIT merupakan realisasi gagasan besar KH Mahrus Aly untuk menyediakan ruang pengembangan akademik bagi para santri Lirboyo.

“Identitas keilmuan berbasis turots bukan hanya ciri pesantren, tetapi juga menjadi kekuatan utama UIT dalam bersaing di dunia akademik. Program doktoral ini mempertegas arah tersebut,” ujarnya.

Rektor UIT Lirboyo Kediri, KH Reza Ahmad Zahid Lc., MA., menuturkan bahwa sejak awal pendirianny UIT diarahkan untuk melahirkan ulama intelektual sebagaimana pesan KH Imam Yahya Mahrus.

“Beliau menegaskan bahwa ulama masa depan harus menguasai kitab-kitab klasik, sekaligus memiliki kemampuan membaca realitas kontemporer. Program doktoral ini adalah wujud nyata dari gagasan tersebut,” katanya.

Reza menambahkan, asesmen ini merupakan langkah strategis yang menunjukkan keseriusan UIT dalam memperluas perannya bagi bangsa.

Asesor dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag RI, Prof. Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., dan Prof. Dr. Ali Mudhofir, M.Ag., menilai langsung kesiapan akademik dan manajerial UIT.

Keduanya menilai penguatan turots sebagai fondasi kurikulum memberikan posisi yang berbeda bagi UIT dibanding kampus-kampus lain di Jawa Timur.

Prof. Syamsun menilai pengembangan turots sebagai distingsi program doktoral sangat relevan dengan penguatan keilmuan pesantren di era modern.

“Ini adalah nilai unggul yang harus terus dikembangkan. Namun kualitas akademik harus terjaga melalui pengelolaan yang baik dan pembinaan yang berkelanjutan,” terangnya.

Senada dengan itu, Prof. Ali menambahkan bahwa program doktoral berbasis turots memerlukan komitmen serius dalam pengelolaan sumber daya manusia dan infrastruktur akademik.

“Kami melihat kesiapan yang baik, tetapi keberlanjutan harus menjadi fokus utama,” katanya.

Keduanya juga menegaskan siap mengawal pertumbuhan program doktoral sebagai bagian dari komitmen akademik.

Sejumlah masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo turut hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya KH Abdullah Kaffabihi Mahrus, KH An’im Falahuddin Mahrus, KH Abdul Bar, dan KH Hakim An’im Falahuddin Mahrus.

Acara ini juga dihadiri para guru besar dari berbagai perguruan tinggi, seperti Prof. Dr. Suko Susilo, M.Si., Prof. Burhan, M.Ag., Prof. Ahmad Zahro, M.Ag., Prof. Dr. H. Burhan Djamaluddin, MA., Prof. Syamsul Arifin, M.Ag., serta Prof. Dr. Nur Ahid, M.Ag.

Kegiatan asesmen ditutup dengan penandatanganan berita acara serta penyerahan hasil uji kelayakan oleh asesor kepada pihak kampus.

Ketua tim persiapan, Erik Habibudin, M.Pd., menyampaikan bahwa pihaknya segera mengajukan laporan tersebut kepada Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).

“Kami berharap izin operasional dapat terbit pada akhir tahun 2025 atau paling lambat Januari 2026, sehingga perkuliahan dapat dimulai pada semester genap,” ujarnya.

Dengan terlaksananya asesmen ini, UIT Lirboyo Kediri semakin percaya diri memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis pesantren yang mampu bersaing secara akademik, sekaligus menjaga warisan intelektual Islam melalui pengembangan keilmuan turots di tingkat doktoral.

Pos terkait