Metaranews.co, Kediri – Peringatan sewindu Gunung Kelud paska meletus 13 Februari 2014 lalu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono atau yang kerap disapa Mas Dhito minta masyarakat untuk tidak termakan hoaks mengenai peningkatan aktivitas Gunung Kelud.
Hal tersebut disampaikan Mas Dhito karena acap kali beredar kabar-kabar hoaks. Seperti pertengahan bulan yang lalu, muncul isu yang berkembang di masyarakat karena adanya peningkatan gunung yang mempunyai ketinggian 1731 mdpl ini.
Mas Dhito menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Kediri akan memberikan pemberitahuan dan peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas yang terjadi pada gunung tersebut.
Mas Dhito menerangkan, saat ini kondisi Gunung Kelud berstatus normal dan belum menunjukkan peningkatan aktivitas.
“Saya pastikan hingga hari ini Gunung Kelud berstatus normal atau level 1,” ujar Mas Dhito pada 14 Februari 2022.
Setiap hari, kata Mas Dhito, pos pantau terus mengawasi aktivitas Gunung Kelud. Kemudian pihaknya juga munuturkan Pemerintah juga akan melakukan pembenahan di titik evakuasi yang mengalami kerusakan dan penyempitan.
“Pemkab juga telah menentukan mana-mana saja jalur evakuasi yang cepat untuk dilalui warga jika Gunung Kelud kembali meletus,” katanya.
Kemudian untuk memberikan simulasi kebencanaan dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana, Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri membentuk tim desa tangguh bencana (destana) bagaian dari langkah-langkah antisipasi.
“Dari 20 desa di lereng Gunung Kelud telah terlatih bagaimana mitigasi dan evakuasi bencana,” kata Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi.
Menanggapi hoaks dan isu yang berkembang mengenai aktivitas Gunung Kelud yang meletus 8 tahun sekali, Slamet menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.(E2)