Bekal Motor Antik, Dhall Ngopi “Hipnotis” Warga Kota Kediri

metaranews.co
Dhall Ngopi milik Riza. (Anis Firmansah/Metaranews)

Metaranews.co, Kediri- Siapa sangka kebiasaan ngopi di pinggir jalan justru menghasil ide bisnis yang sangat menguntungkan. Putaran otak dari kebiasaan ngopi ini justru membuat Oriza Sativa Primajaya, membuat usaha kopi dengan konsep unik. Yakni, kedai kopi ala kafe di atas motor.

Setiap hari kita dapat melihat motor antik dengan modifikasi kompor terparkir di pinggir Jalan Brawijaya, Kota Kediri. Dengan papan kecil tertulis “Dhall Ngopi” yang dipasang di bagian body motor. Yakni sebuah ajakan budhal ngopi dengan makna “berangkat ngopi”.

Bacaan Lainnya

Usaha kedai kopi ini hanya bermodalkan sepeda motor dan gerobak dengan cat kuning melambangkan kegembiraan.

“Saya lebih senang usaha seperti ini, bisa mobile dibawa kemana-mana,” kata pria yang akrab disapa Riza.

Kemauan Riza mendirikan usaha kedai kopi ini dikarenakan mudah dibawa kemanapun. Hanya menggunakan sepeda motor, dia tak terpaku berhenti di satu tempat seperti kedai pada umumnya. Riza memulai usaha ini cukup lama sejak tahun 2018, yang sebelumnya tengah melakukan beberapa survei kedai kopi dengan sasaran menengah ke atas. Pada akhirnya ide yang didapat bagaimana caranya konsep kedai kopi tersebut dapat dijual menengah ke bawah.

“Saya survei di cafe-cafe, karena sasarannya menengah ke atas. Ide untuk dapat dibawa turun ke jalan dengan rasa yang sama harganya pun lebih murah,” jelasnya.

Dia menjelaskan sebelum terjun di dunia usaha kedai kopi ini, Riza merupakan seorang karyawan kantoran. Kemauan kuat berwirausaha menjadikan dasarnya mendirikan usaha kedai kopi ini.

“Pernah saya sebelumnya usaha angkringan, tapi lebih nyaman kopi manual,” ujar Risa.

Termasuk juga terkait menu kopi, Risa tak mau mengusung kopi instan yang ada pada umumnya. Menu kopi miliknya dibuat melalui racikan manual layaknya kafe bintang lima. Dengan pembuatan menu kopi racikan manual  tersebut,  Riza mengatakan juga dapat menekan modal operasional. Mulai penggilingan kopi murni tanpa listrik, sekaligus perhitungan racikan dapat menghasilkan rasa kopi yang sesuai.

Ada banyak macam varian yang ditawarkan dengan citra rasa racikan manual Bintang Lima seperti Kopi tubruk, kopi Americano, Espreso, dan total 33 menu kopi lainnya.

“Total ada 33 menu, walaupun di kopi pinggir jalan, saya merasa gak kalah dengan cafe-cafe yang besar,” tambahnya.

Dalam sehari, Riza mengaku dapat menjual kopi sebanyak 40 sampai 50 gelas. Omsetnya pun tak terduga. Sekitar Rp 7 juta dalam sehari minimal telah ia kantongi. Bila diakumulasi selama 30 hari, maka omset Riza bisa mencapai Rp 210 juta. Tak hanya itu, Riza yang memang hobi sulap itu, kadang menghibur pengunjungnya yang ngopi di trotoar Jalan Brawijaya. Tak terkecuali, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar pun pernah menikmati kopi dan mendapatkan suguhan kartu sulap dari Riza.

“Respon masyarakat sangat bagus sekali, mungkin karena idenya unik,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *