Ahmad Sahroni: Jangan Pakai Institusi Negara untuk Pemenangan Paslon Pilkada, Netralitas Itu Penting!

Ahmad Sahroni
Caption: Ahmad Sahroni saat mengisi acara talkshow bertajuk "Menggali Inspirasi: Filosofi, Inspirasi, dan Strategi Kehidupan Mencapai Kesuksesan" di Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (17/11/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, berkunjung ke Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (17/11/2024).

Menghadiri talkshow bertajuk “Menggali Inspirasi: Filosofi, Inspirasi, dan Strategi Kehidupan Mencapai Kesuksesan” di Insumo Kediri Convention Center (IKCC), Sahroni menekankan pentingnya netralitas instansi seperti TNI-Polri dan perangkat lainnya, agar para Pasangan Calon (Paslon) bisa berkontestasi secara natural.

Bacaan Lainnya

“Jangan ada para pihak yang memakai instrumen institusi untuk pemenangan Paslon, baik TNI-Polri dan jajaran serta perangkat-perangkat yang lain. Netralitas itu penting, maka biarkanlah para calon ini berkontestasi yang secara natural,” kata Ahmad Sahroni.

Sahroni menuturkan, sangat penting netralitas sebuah instansi dalam penyelenggaraan Pilkada.

Menurutnya, setiap instansi baik TNI, Polri, maupun institusi pemerintahan lain harus tetap berada pada posisi netral, dan tidak condong mendukung dan mengarahkan dukungan massa ke salah satu Paslon.

Politikus Partai NasDem itu juga masih akan terus melakukan pemantauan terkait adanya upaya pelanggaran netralitas tersebut.

“Kita lihat nanti yang berupaya untuk melakukan itu. Kita saling pantau bagaimana mereka melakukan sesuatu hal yang mencoba dengan segala macam,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sahroni juga berpesan kepada semua pihak untuk tidak bertindak berlebihan.

Adapun sebelum berkunjung ke Kediri, Sahroni terlebih dahulu bertemu dengan tersangka kasus perundungan yang menimpa seorang siswa SMA di Surabaya.

“Saya kesana menyampaikan dan melihat bagaimana dan apa yang terjadi,” ungkapnya.

Ia berharap kasus tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Ini memberikan hikmah bahwa jangan orang merasa punya kekuasaan, merasa berlebihan, maka seenaknya. Ini jadi hikmah-pelajaran kepada semua pihak, jangan lagi ada berlaku demikian,” pungkasnya.

Pos terkait