Metaranews.co, Kabupaten Kutai Timur – Bangku sekolah seolah jadi rebutan tiap tahun ajaran baru tiba. Begitulah gambaran suram yang kembali muncul di Sangatta Utara dan Selatan, Kabupaten Kutai Timur.
Sekitar 600 lulusan SMP tahun ini terancam tak melanjutkan pendidikan lantaran tak tertampung di sekolah negeri, memunculkan kembali persoalan klasik dunia pendidikan yang belum juga tuntas.
Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Agus Aras, menyebut kondisi ini sudah masuk kategori darurat pendidikan.
Menurutnya, angka kelulusan SMP di Sangatta tidak sebanding dengan daya tampung sekolah negeri yang tersedia, khususnya SMA dan SMK.
“Banyak anak-anak kita di Sangatta Utara dan Selatan yang belum tertampung, baik di SMA Negeri maupun SMK. Kalau dilihat dari angka kelulusan SMP, jelas tidak sebanding dengan jumlah ruang kelas yang ada,” ujar Agus usai di Gedung E DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.
Keluhan dari puluhan wali murid juga mulai bermunculan, terutama terkait anak-anak yang berada dalam zona zonasi, namun tetap gagal diterima di sekolah negeri, seperti di SMA Negeri 1 Sangatta Utara.
Agus menilai ketimpangan ini sebagai kegagalan perencanaan pendidikan yang seharusnya bisa diantisipasi.
Ia mendesak Pemerintah Provinsi Kaltim dan Dinas Pendidikan untuk segera membangun Unit Sekolah Baru (USB) di dua kecamatan tersebut.
Menurutnya, saat ini sudah tersedia lahan siap bangun di Sangatta Selatan, sehingga perencanaan bisa dilakukan segera.
“Lahan sudah siap di Sangatta Selatan. Harusnya tahun ini perencanaannya selesai dan dianggarkan, supaya tahun depan sudah bisa masuk tahap pembangunan fisik,” tegasnya.
Namun, pembangunan fisik sekolah saja tak cukup. Agus juga menyoroti pentingnya menyiapkan tenaga pendidik secara paralel, agar ketika gedung sekolah selesai, proses belajar mengajar bisa langsung dimulai secara optimal.
“Bagaimana mungkin kita bangun sekolah baru kalau gurunya tidak disiapkan. Harus sejalan, supaya saat sekolah dibuka, anak-anak bisa langsung belajar dengan optimal,” ujarnya.
Selanjutnya, Agus memastikan bahwa persoalan keterbatasan ruang belajar hanya terjadi di Sangatta Utara dan Selatan, sementara 16 kecamatan lainnya di Kutai Timur masih dalam kondisi normal dalam proses penerimaan siswa baru.
Dengan pembangunan sekolah baru dan pengadaan guru yang seimbang, DPRD Kaltim berharap tak ada lagi anak-anak Kutai Timur yang kehilangan hak pendidikan hanya karena kehabisan kursi di ruang kelas. (ADV)