Metaranews.co, Kota Samarinda – Di tengah tantangan ketimpangan pembangunan, pendidikan berbasis potensi lokal menjadi kunci yang sering terabaikan.
Itulah yang disorot oleh Agusriansyah Ridwan, anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), dalam audiensi bersama mahasiswa Kaliorang di ruang Fraksi PKS, Senin (7/7/2025).
Menurutnya, pendidikan yang berpijak pada alam dan budaya setempat akan melahirkan generasi yang mampu membangun daerahnya sendiri secara berkelanjutan.
Dalam dialog tersebut, Agusriansyah menilai bahwa daerah kaya sumber daya alam justru sering tertinggal dalam akses dan kualitas pendidikan.
Untuk itu, ia mendorong penyusunan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik lokal, baik dari sisi kebudayaan, potensi ekonomi, hingga kebutuhan tenaga kerja setempat.
“Pendidikan di setiap wilayah idealnya dibangun dengan pendekatan kultur dan potensi lokal. Karena mereka yang dididik itulah nantinya yang akan bekerja dan membangun wilayahnya sendiri. Maka kearifan lokal harus menjadi pijakan utama,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pendekatan pendidikan lokal bukan semata-mata pelestarian budaya, melainkan langkah efisien untuk memperkuat sumber daya manusia.
Dengan menyesuaikan materi pembelajaran terhadap kebutuhan daerah masing-masing, sistem pendidikan dapat melahirkan lulusan yang relevan dan siap mengisi berbagai sektor pembangunan.
Lebih lanjut, Agusriansyah memandang pendekatan ini juga sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah kota dan pinggiran.
Daerah-daerah di Kaltim, kata Agusriansyah, perlu mendapatkan perhatian lebih dalam perencanaan pendidikan, bukan sekadar mengikuti standar nasional yang kerap tidak relevan secara lokal.
Sebagai Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kaltim, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam merancang sistem pendidikan yang kontekstual.
Sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal dinilai sangat penting untuk membangun pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi di daerah.
“Upaya memperkuat pendidikan lokal sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan. Kita ingin masyarakat menjadi subjek utama pembangunan, bukan hanya objek dari kebijakan pusat,” tuturnya.
Agusriansyah berharap sistem pendidikan di Kaltim semakin responsif terhadap kebutuhan riil masyarakatnya.
Ia menyatakan, hanya dengan memahami potensi dan kearifan lokal, pendidikan bisa benar-benar menjadi alat transformasi sosial yang adil dan merata. (ADV)