Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memasang alat bantu Early Warning System (EWS) longsor di Dusun Tegalrejo, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pemasangan alat peringatan dini tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana tanah longsor di wilayah rawan.
Agen Informasi Bencana BPBD Jawa Timur, Wahyu Subianto, mengatakan pemasangan EWS telah dilakukan beberapa waktu lalu sebagai tindak lanjut hasil pemantauan kondisi kerawanan longsor di kawasan Wonosalam.
“Kemarin dari BPBD Jatim sudah memasang satu EWS di Desa Jarak,” ujarnya, Rabu (17/12/2025).
Menurut Wahyu, EWS tidak dipasang di lokasi retakan tanah di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, karena jaraknya sekitar 500 meter dari permukiman warga dan kondisi elevasi tanah dinilai tidak terlalu menjorok.
“Berbeda dengan kondisi di Dusun Tegalrejo ini karena tepat di bagian bawah tebing ada rumah warga, dan tingkat kemiringan ini lebih berisiko,” tambahnya.
Wahyu menjelaskan, EWS longsor yang terpasang di Desa Jarak berjumlah satu unit.
“Kemarin satu. Itu salah satu langkah dari BPBD provinsi untuk indikasi bencana tanah longsor ya,” jelasnya.
Menurut Wahyu, di bawah area pemasangan EWS terdapat permukiman warga sekitar 50 kepala keluarga.
Meski hingga kini belum ditemukan tanda-tanda retakan tanah, pemasangan EWS dilakukan sebagai upaya pencegahan.
“Memang belum ada tanda-tanda retakan, cuma kita antisipasi dengan memberikan EWS ya, Early Warning System atau peringatan dini,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sistem EWS tersebut terhubung dengan jaringan internet dan akan mengirimkan laporan secara berkala ke BPBD Provinsi Jawa Timur serta BPBD Jombang. Alat tersebut juga dilengkapi rotator dan sirene.
“Barangkali ada pergerakan tanah nanti alat tersebut bunyi untuk memberikan sinyal kepada warga ya agar untuk mengungsi,” ujar Wahyu.
Selain EWS longsor di Desa Jarak, BPBD juga telah memasang EWS banjir di sejumlah titik di Kabupaten Jombang.
“Kalau EWS longsor masih satu, yang EWS banjir ada empat kita di Jombang,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, kembali dihantui potensi longsor.
Retakan tanah sepanjang 49 meter ditemukan di area perkebunan warga, memicu kekhawatiran akan terjadinya longsor susulan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, menjelaskan bahwa retakan tersebut pertama kali diketahui warga pada Kamis (4/12) sekitar pukul 07.00 WIB.
Tim Pusdalops BPBD yang terdiri dari empat personel langsung turun ke lokasi untuk menelusuri jalur retakan.
Mereka melakukan pengukuran kedalaman, pemetaan titik rawan, serta mengidentifikasi perubahan kontur tanah. Retakan tersebut berada sekitar 500 meter dari permukiman warga.
BPBD Jombang mengimbau warga untuk tidak mendekati area retakan dan meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi.






