Asrama SMAN 10 Samarinda Disorot, Komisi IV DPRD Kaltim Minta Evaluasi Kapasitas

SMAN 10 Samarinda
Caption: Komisi IV DPRD Kaltim saat sidak ke SMAN 10 Samarinda, Senin (14/7/2025). Doc: Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Samarinda – “Kenyamanan siswa tak boleh dikorbankan demi konsep,” begitu nada tegas dari sidak yang dilakukan Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) ke SMAN 10 Samarinda, Senin (14/7/2025).

Temuan dalam kunjungan ini menyorot langsung persoalan ketimpangan kapasitas asrama dengan jumlah siswa yang harus ditampung di awal tahun ajaran 2025/2026.

Sidak dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, H Baba, guna memeriksa kesiapan fasilitas belajar dan sarana pendukung di sekolah berkonsep boarding school tersebut.

Dari total 120 siswa yang tinggal di asrama, hanya tersedia 30 kamar, artinya satu kamar dihuni oleh empat siswa.

Komisi IV DPRD Kaltim menilai kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan, dan berdampak pada kualitas istirahat maupun pembelajaran siswa.

“Salah satu catatan penting kami adalah soal ketersediaan asrama. Dengan jumlah siswa asrama mencapai 120 orang, sementara kamar yang tersedia hanya 30 unit, berarti satu kamar harus menampung empat siswa. Ini perlu perhatian khusus agar tidak berdampak pada kenyamanan dan kesehatan siswa,” ujar Baba usai sidak di Jl H A M M Rifaddin, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Senin (14/7/2025).

Baba menjelaskan, sistem boarding school idealnya tidak hanya membentuk kemandirian siswa, tetapi juga menyediakan ruang istirahat yang mendukung tumbuh-kembang siswa secara fisik dan mental.

Keterbatasan fasilitas dikhawatirkan menurunkan efektivitas program pengembangan diri dan pendidikan karakter yang digagas sekolah.

Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana sekaligus Plh Kepala SMAN 10 Samarinda, Fannanah Firdausi, mengonfirmasi jumlah kamar yang tersedia terbagi antara siswa putra dan putri.

“Kami punya 30 kamar asrama – 10 untuk siswa putra dan 20 untuk putri. Setiap kamar dilengkapi tempat tidur tingkat, AC, dan kamar mandi dalam. Saat ini total siswa asrama 120 orang, sisanya 240 siswa adalah non-asrama,” terang Fannanah.

Fannanah menambahkan bahwa pihak sekolah terus berupaya menjaga kenyamanan dengan menerapkan jadwal harian yang tertib dan pengawasan asrama yang disiplin.

Kebersihan kamar dan kepatuhan siswa menjadi prioritas dalam menghadapi keterbatasan ruang.

Lebih jauh, Komisi IV DPRD Klatim juga menyoroti kebutuhan peningkatan fasilitas penunjang seperti ruang belajar malam, kantin sehat, serta sarana olahraga di lingkungan asrama.

Baba menegaskan bahwa fungsi asrama harus diperluas menjadi pusat pembinaan dan pengembangan siswa secara menyeluruh.

“Kalau kita mau mencetak lulusan unggul dan mandiri, maka sekolah boarding seperti ini harus didukung penuh. Tidak cukup hanya bangunan, tapi juga perlu pembinaan intensif dan fasilitas yang layak,” tegasnya.

Pihaknya menambahkan bahwa temuan dalam sidak ini akan dilaporkan ke Dinas Pendidikan, dan menjadi bahan masukan dalam anggaran perubahan serta RPJMD bidang pendidikan.

Dengan dukungan kebijakan dan anggaran yang memadai, SMAN 10 Samarinda diharapkan mampu mengembangkan model pendidikan berasrama yang tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga menjamin kualitas dan kenyamanan lingkungan belajar bagi seluruh siswa. (ADV)

Pos terkait