Metaranews.co, Kota Kediri – Menyusul kerusuhan di Kota dan Kabupaten Kediri pada Sabtu (30/8/2025) lalu, muncul isu di tengah masyarakat mengenai pemberlakuan darurat militer.
Isu ini berkembang lantaran saat kerusuhan berlangsung, yang terlihat aktif di lapangan hanya prajurit TNI dari Kodim 0809/Kediri, yang berusaha meredam amukan massa.
Menanggapi kabar tersebut, Komandan Kodim (Dandim) 0809/Kediri, Letkol Inf Ragil Jaka Utama, menegaskan bahwa informasi mengenai darurat militer tidak benar.
“Itu (isu darurat militer) tidak benar, salah besar. Karena darurat militer itu ada tahapannya ketika negara dalam kondisi tertentu,” jelas Ragil saat dikonfirmasi METARA, Rabu (3/9/2025).
Ragil mengimbau masyarakat agar tidak termakan isu menyesatkan.
“Sekarang situasinya adalah tertib sipil, jadi jangan sampai masyarakat termakan isu yang tidak benar. Kami tegaskan saat ini bukan darurat militer,” terangnya.
Selanjutnya, Ragil menjelaskan bahwa peran TNI tetap sesuai aturan, yakni menjalankan pembinaan teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan darat, sekaligus membantu pemerintah daerah dalam menjaga keamanan.
TNI, lanjut Ragil, juga siap melakukan perbantuan kepada kepolisian bila dibutuhkan.
“Total personel yang disiagakan dalam situasi saat ini yakni Kodim ada 700 personel, sementara Brigif 1.000 personel, jadi total 1.700 personel siap,” tuturnya.
Selanjutnya, Ragil juga mengingatkan keras kepada pihak-pihak yang masih berencana melakukan aksi anarkis.
“Tidak boleh ada kegiatan anarkis di Kota dan Kabupaten Kediri. Ini saya ingatkan kepada orang yang mencoba melakukan aksi-aksi tidak terpuji, jangan coba-coba. Kami siap untuk mendukung kepolisian,” tegasnya.
Seperti diketahui, kerusuhan pada 30 Agustus 2025 berujung pada perusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas, termasuk Gedung DPRD Kota dan Kabupaten Kediri, komplek perkantoran Pemkab Kediri, kantor kepolisian, hingga Samsat Katang.
Sejumlah kendaraan dinas maupun pribadi juga dibakar, serta fasilitas publik dirusak dan dijarah massa.