Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim), Khusnul Arif, meyayangkan kurang sigapnya PTPN I Regional IV atas dugaan pencemaran belasan sumur warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Menurut Mas Pipin, sapaan karib Khusnul Arif, warga terdampak sudah mengalami kerugian cukup besar. Sebab untuk memasak kini mereka harus membeli air galon.
“Karena sudah berjalan beberapa bulan, kerugian warga jelas sudah banyak. Seharusnya ada yang segera bertindak menangani ini,” ujar Mas Pipin, Rabu (9/4/2025).
Mas Pipin juga menyayangkan belum hadirnya pihak terkait yang mengajak audiensi dengan warga terdampak.
Selain itu, Mas Pipin juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri untuk segera hadir membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih.
“Pemerintah sudah hadir melakukan uji laboratorium, akan tetapi masalahnya mereka (warga) kekurangan air bersih sampai harus membeli galon. Sementara hasil lab masih menunggu lama,” tuturnya.
Selanjutnya, Mas Pipin juga berharap Pemkab Kediri segera menengahi permasalah ini, dengan cara mempertemukan warga dengan pihak pengelola yang diduga menjadi biang kerok tercemarinya sumur warga.
“Berdasarkan informasi yang saya dapat, warga sudah meminta audiensi dengan pihak pengelola, namun belum terlaksana. Semoga pemerintah segera hadir memertemukan warga,” jelasnya.
Kepala Desa Plosolor, Pujiyono, menjelaskan bahwa pencemaran limbah di belasan sumur warga terdampak ini sudah berlangsung sekitar empat bulan, namun baru diketahui pihaknya baru-baru ini setelah menerima laporan warga.
Pujiyono menduga ada warganya yang mengetahui proses pembuangan limbah yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab di Desa Plosolor.
“Yang pasti ada warga yang tahu sewaktu ada pihak terkait yang dengan sengaja membuang limbah, namun mereka diam dan tidak melaporkannya ke saya,” ujar Pujiyono.
Padahal, lanjut Pujiyono, jika masyarakat melaporkan kejadian tersebut ke pihak desa sebelum terjadi pencemaran, maka pihaknya pasti akan segera memberikan peringatan, bahkan teguran keras.
“Maksudnya adalah sebelum terjadi peristiwa seperti ini kan bisa dicegah dengan memberikan laporan ke saya, bilamana memang di ketahui ada yang sengaja membuang limbah,” ucapnya.
Menanggapi keresahan warganya, Pujiyono telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. Sampel air pun telah diambil untuk diuji di laboratorium.
“Hasil dari Dinas Kesehatan menyatakan air sumur warga tidak layak konsumsi. Namun kami masih menunggu hasil uji dari Dinas Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Selama masa krisis air bersih ini, Pujiyono mengaku telah memberikan sejumlah bantuan kepada warga terdampak limbah menggunakan dana pribadi.
Pujiyono pun berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri segera turun tangan untuk memberikan solusi konkret.
“Selain bantuan air bersih, mereka (warga) juga mendesak agar aktivitas pembuangan limbah di sekitar permukiman dihentikan, agar kejadian serupa tidak terulang,” ungkapnya.