Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Aktivitas penjualan sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih sepi karena dampak dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kondisi ini seperti yang terjadi di Pasar Hewan Pagu, Kecamatan Pagu. Pengamatan METARA pada Senin (3/2/2025), kegiatan transaksi jual beli sapi terpantau sepi.
Di pasar hewan tersebut, hanya ada satu penjual saja yang menjajakan dagangan tiga ekor sapi.
“Iya, saya sendirian yang berjualan. Biasanya ramai di sini, biasanya penuh, tapi memang karena dampak PMK,” kata penjual sapi asal Desa Semanding, Kecamatan Pagu, Riyatno.
Riyatno bercerita, dirinya mulai berjualan kembali sejak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri membuka kembali pasar hewan pascaditutup sementara imbas merebaknya PMK.
Tak hanya di Pasar Hewan Pagu, Riyatno juga sempat menjajakan dagangannya ke pasar hewan yang ada di Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
“Kemarin juga di Pasar Pare, cuman juga masih sepi. Tidak laku,” akunya.
Menurut Riyatno, para peternak masih enggan ke pasar hewan karena ada kekhawatiran terhadap kasus PMK.
“Mereka (peternak) masih was-was,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Kediri, Tutik Purwaningsih, membenarkan masih sepinya aktivitas jual beli di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Kediri.
“Iya, memang kalau kami lihat dari teman-teman yang biasanya ke pasar sekarang agak menahan diri. Karena kemarin begitu kita buka tanggal 29 Januari, kebetulan pasaran legi itu Pasar Hewan Grogol, itu masih sepi, yang banyak (aktivitas jual beli) di kambing kemarin,” ungkap Tutik.
Menurut Tutik, aktivitas jual beli kambing masih ramai lantaran dianggap lebih aman dari wabah PMK.
“Tapi kalau yang sapi kemarin betul-betul sepi. Tapi yang kedua setelah legi kemarin yang di Pasar Tertek itu sudah ada beberapa yang yang jual, dan membawa sapi,” tutupnya.