Hasil Lab Sumur Warga Plosolor Kediri yang Diduga Tercemar Limbah Keluar, DLH Minta Waktu Telisik Kejanggalan

Kediri
Caption: Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menjelaskan hasil laboratorium kepada perwakilan warga terdampak limbah di Desa Plosolor, Senin (28/4/2025). Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, telah menerima hasil pemeriksaan laboratorium atas dugaan pencemaran air sumur warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, pada Jumat (25/4/2025).

Uji laboratorium itu dilakukan setelah belasan sumur warga Plosolor diduga tercemar blotong yang dibuang di lahan Hak Guna Usaha (HGU) PTPN I Regional IV Kebun Dhoho.

Bacaan Lainnya

Akibatnya, belasan rumah warga yang berdekatan dengan lokasi pembuangan limbah merasakan dampaknya. Air sumur mereka berwarna cokelat kehitaman pekat, berbau menyengat seperti karat, dan disebut tidak layak konsumsi.

Setelah penantian yang cukup panjang, kini hasil laboratorium telah kelar.

Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima hasil laboratorium dari Mojokerto pada Jumat (25/4/2025) sore.

Hasilnya, dari 12 sampel air yang diambil dan diuji di laboratorium menunjukkan bahwa hanya satu sampel yang memenuhi baku mutu.

“Kecuali (sumur) milik Pak Sismanto, yang lainnya itu tidak memenuhi standar baku mutu. Jadi dinyatakan bahwa air yang tidak layak untuk digunakan. Ini sesuai dengan Permenkes Nomor 2 tahun 2023,” terang Putut, Senin (28/4/2025).

Kejanggalan muncul karena rumah Sismanto justru paling dekat dengan lokasi pembuangan limbah.

Hasil sampel air warga terdampak lainnya pun bervariasi. Sampel air yang diambil dari lokasi yang agak jauh dari pembuangan limbah justru menunjukkan bahwa tidak memenuhi standar baku mutu, begitu pula sebaliknya.

“Itu yang kami bingungkan hingga saat ini. Bahkan hasil pemeriksaan sampel tanah di lokasi pembuangan malah berbeda, kan harusnya sama atau malah lebih tinggi,” ungkap Putut.

Menanggapi keanehan ini, Putut meminta waktu kepada perwakilan warga terdampak agar pihaknya bisa berkoordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Timur, sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

“Tidak menutup kemungkinan, saya yang ke sana (DLH Provinsi Jawa Timur), atau dari provinsi yang ke sini untuk memeriksa secara langsung,” papar Putut.

Untuk saat ini, masyarakat Plosolor kembali bergantung pada suplai air bersih dari pihak terkait sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut.

Pos terkait