Metaranews.co, Kabupaten Nganjuk – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menargetkan proyek pelebaran dua ruas jalan utama yang menghubungkan Kota Kediri dengan Kabupaten Nganjuk kelar akhir Oktober 2025.
Proyek yang seharusnya dimulai pada 30 Maret 2025 ini terbagi dalam dua segmen.
Segmen pertama membentang sepanjang 4,7 kilometer di wilayah Nganjuk, dimulai dari Simpang Empat Candi hingga batas Kabupaten Kediri, meliputi Desa Pacekulon, Loceret, Cerme, Babadan, dan Desa Patihan di Kabupaten Nganjuk.
Sementara itu, segmen kedua memiliki panjang 1,2 kilometer, menghubungkan batas Kabupaten Nganjuk hingga Kabupaten Kediri, meliputi Desa Kedungsari dan Desa Tarokan di Kabupaten Kediri.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan Kediri Provinsi Jawa Timur, Ari Setiorini, saat menggelar konsultasi publik di Desa Cerme, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Kamis (15/5/2025).
“Totalnya kurang lebih pelebaran jalan ini ada 5,9 kilometer. Saat ini kami sudah memulainya di segmen satu,” ujar Ari Setiorini.
Lebih lanjut, Ari mengungkapkan bahwa proyek pelebaran jalan ini juga akan mencakup perbaikan badan jalan dari lebar delapan hingga 10 meter.
“Dan kanan-kirinya akan kami lebarkan dengan beton, dan ditutup dengan aspal,” tuturnya.
Menyadari kondisi Kabupaten Kediri yang saat ini memasuki musim penghujan dan rawan banjir, pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk peninggian badan jalan.
“Jika dimungkinkan masih ada genangan air, akan kami buatkan juga saluran pembuangan air,” tandasnya.
Bekerja sama dengan Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Timur yang membidangi pembangunan, Ari berharap agar seluruh proses pengerjaan berjalan lancar.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur, Khusnul Arif, menyatakan bahwa pelebaran dua ruas jalan yang dikerjakan oleh pemerintah provinsi melalui Dinas Bina Marga ini bertujuan untuk mempermudah akses pengguna jalan.
Politikus Partai Nasdem ini juga menekankan bahwa pelebaran akses jalan ini akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Terlebih lagi, dengan beroperasinya bandara baru di Kabupaten Kediri, Khusnul Arif berharap kedepannya calon jamaah haji dapat berangkat langsung dari Kediri, tanpa harus menuju Surabaya.
“Jadi besar harapan saya di tengah efektifitas anggaran, seluruh perencanaan program harus matang, terukur dan tentunya mengutamakan asas kemanfaatan bagi masyarakat banyak,” katanya.
“Kajian mendalam dalam perencanaan dengan melibatkan pengguna jalan dan Pemerintah Daerah (Pemda) menjadi penting agar tidak salah strategi, tidak salah perencanaan sehingga benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat jawa timur,” tukasnya.