Ketika Cangkul Menemukan Sejarah, Kisah Arca yang Mengubah Ladang di Gayam Kediri
Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sabtu 13 Januari 2007 menjadi hari yang tak terlupakan bagi warga Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Saat sebagian besar orang bersiap menutup akhir pekan dengan santai, Bagong Suwono (45) justru sibuk menggali tanah ladang bersama adiknya, Maksum.
Tanah itu dipesan oleh seorang kontraktor lokal untuk urusan pengurugan. Namun sekitar pukul 17.00 WIB, cangkul mereka menghantam benda keras yang terasa tak biasa.
“Ada suara beda saat cangkul kena. Kami kira batu, tapi kok bentuknya aneh,” ujar Bagong mengenang sore itu.
Karena penasaran, mereka melanjutkan penggalian dengan lebih hati-hati. Bahkan hingga pukul 21.00 WIB malam, mereka terus menggali dengan tangan.
Hasilnya mengejutkan, sebuah arca dari batu andesit berbentuk dewi, setinggi sekitar 70 sentimeter, perlahan muncul dari dalam tanah.
Penemuan itu membuat mereka berhenti menggali lebih dalam.
“Kami diminta menunggu tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan),” kata Bagong keesokan harinya, Minggu 14 Januari 2007.
Yang membuat sore itu semakin luar biasa, bukan hanya arca yang ditemukan. Sebelum arca terlihat, mereka juga menemukan susunan batu bata kuno sepanjang 15 meter, masing-masing berukuran 30 x 20 sentimeter dan tebal 7 sentimeter.
Batu bata itu diduga merupakan bagian dari dinding candi yang telah tertimbun selama ratusan tahun.
“Saya dan adik saya langsung merinding waktu sadar benda itu arca,” ungkap Bagong.
Ia kemudian melaporkan temuannya ke aparat desa, yang lalu diteruskan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri dan BP3 Trowulan.
Hingga saat itu, arca masih belum diangkat dari dalam tanah. Tim peneliti diminta datang lebih dulu untuk meneliti sebelum dilakukan ekskavasi.
Meski begitu, lokasi penemuan sudah tersebar di masyarakat, dan dengan cepat berubah menjadi tempat tontonan warga yang penasaran ingin melihat langsung peninggalan sejarah Kediri yang terpendam.
Peristiwa ini menambah panjang daftar temuan benda purbakala di Kabupaten Kediri. Pada tahun 2005, warga di daerah Babadan, Gurah, juga menemukan arca ketika menggali tanah di tebing sungai.
Di tahun-tahun berikutnya, warga Gampengrejo bahkan menemukan struktur bangunan menyerupai candi, lengkap dengan patung Ganesha, dan tempayan kuno bersusun tujuh saat menggali pondasi rumah.
Kediri seolah menyimpan lapisan sejarah yang belum sepenuhnya terkuak. Setiap galian bisa menjadi gerbang menuju masa lalu, dan siapa sangka, sebuah sore yang biasa di bulan Januari 2007 bisa membuka pintu menuju peradaban yang telah lama tertimbun.