Jelang Pilkada, Petugas Gabungan di Blitar Simulasikan Sistem Pengamanan Kota

Blitar
Caption: Kericuan unjuk rasa Pilkada dalam simulasi Sispamkota di Kabupaten Blitar, Senin (19/8/2024). Doc: Bahtiar/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Blitar – Kericuhan unjuk rasa Pilkada Blitar terjadi saat simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota). Sejumlah anggota Polres Blitar sigap mengamankan situasi ricuh para pengunjuk rasa tersebut.

“Ada sekitar 3.008 personel gabungan, baik dari Polres Blitar, TNI, Satpol PP sampai dengan anggota limnas. Seluruhnya disiapkan untuk mengamankan pelaksanaan Pilkada pada 27 November 2024,” jelas Kapolres Blitar, AKBP Wiwit Adisatria di Alun-alun Kanigoro, Senin (19/8/2024).

Bacaan Lainnya

Wiwit menyebutkan, sispamkota digelar sebagai salah satu fokus dalam Operasi Mantan Praja Semeru 2024. Khususnya dalam mempersiapkan pengaman pelaksanaan Pilkada, baik Pilgub Jatim dan Pilbup Blitar.

“Dimulai dengan apel pasukan, deklarasi pemilu damai dan simulasi sispamkota. Kami ingin menunjukkan dan memastikan bahwa kami di wilayah Blitar telah siap melaksanakan pengamanan tahapan Pilkada,” terangnya.

Menurut Wiwit, pihaknya telah menyiapkan tim personel khusus untuk mempertebal pengamanan. Sejumlah personel akan disiagakan di masing-masing rayon, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan selama pengamanan tahanan Pilkada.

“Tentunya Pilkada tahun ini kami kategorikan lebih rawan, karena langsung berhubungan antara masyarakat dan calon kepala daerah, sehingga dimungkinkan hubungan emosional lebih kuat, untuk itu akan disiapkan personel siaga di masing-masing rayon,” jelasnya.

Sispamkota diawali dari tahap kampanye oleh calon Bupati Blitar yang mendapat penjagaan ketat dari personel polisi dan TNI. Berikutnya, dilanjutkan pada proses pengamanan distribusi kotak suara dan pemungutan suara di TPS.

Saat pemungutan suara, dilaksanakan skenario pemilih yang hendak mencoblos lebih dari satu kali. Usai ditegur, pemilih tidak menerima alasan petugas dan memilih mengerahkan massa untuk unjuk rasa di kantor KPU.

Unjuk rasa tersebut berlangsung ricuh, terjadi saling dorong antara pengunjuk rasa dengan personel polisi. Skenario itu dilanjutkan dengan proses pengamanan yang dilakukan personel kepolisian untuk memukul mundur demonstran dengan perlengkapan water cannon.

Pos terkait