Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Kasus pengeroyokan oleh sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK) sepulang dari kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri ternyata telah terjadi dua kali dalam dua pekan terakhir.
Sebelum kasus pengeroyokan yang menewaskan Hidris Rayyan pada Senin (24/3/2025) dini hari, kejadian serupa juga menimpa Johan Denis, warga Jalan Wilis, Kecamatan Pare, pada Minggu (16/3/2025) dini hari.
Donni Setiawan Putra, orang tua Johan Denis, mengaku terkejut dan geram atas terulangnya kejadian pengeroyokan sepulang dari kawasan SLG Kediri.
Terlebih, kasus terbaru mengakibatkan korban, Rayyan, meninggal dunia. Baik Rayyan dan Johan merupakan pelajar SMAN 1 Pare.
“Kasus anak saya tidak sempat viral di media sosial. Kasus ini viral karena Rayyan. Kalau kejadian anak saya satu minggu sebelum kasus Rayyan,” kata Donni, Kamis (27/3/2025).
Donni menceritakan, kejadian pengeroyokan yang menimpa putranya bermula saat korban pulang dari RSUD SLG pada Minggu (15/3/2025) dini hari.
Saat melintasi Jalan Raya Kediri-Pare, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Johan dihadang dan dikeroyok oleh sejumlah OTK.
“Sekitar jam 02.30 WIB (Johan) melewati Kecamatan Gurah, dari arah berlawanan banyak rombongan motor. Bahkan, jalan raya penuh dengan kendaraan gerombolan. Ada yang mukul, tendang,” jelasnya.
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka robek di bagian mata dan harus menjalani operasi di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya.
“Robek ada 17 jahitan. Sampai operasi bola mata ke Surabaya,” tambah Donni.
Donni telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, dan saat ini masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi.
“Kemarin polisi telepon sudah ada pemeriksaan saksi-saksi,” paparnya.
Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Kediri, Ipda Hery Wiyono, membenarkan adanya laporan kasus dugaan pengeroyokan tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa petugas masih terus melakukan penyelidikan.
“Pelaku masih dalam penyelidikan,” tutup Hery.