Kelompok Petani Muda Kediri Kembangkan Budidaya Melon dengan Sistem Hidroponik di Lahan Sempit

Petani Kediri
Caption: Agus Hendro Winarko saat menunjukan buah melon hasil budidaya di Wisata Petik Buah P4S Langgeng Mazaya, Senin (5/8/2024). Doc: Darman/Metaranews.co

Meteranews.co, Kota Kediri – Permasalahan lahan di perkotaan menjadi salah satu kendala untuk bercocok tanam.

Hal ini seperti yang dirasakan kelompok petani muda di Lingkungan Bence, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Oleh karenanya, mereka memilih mengembangkan budidaya buah melon dengan sistem modern melalui hidroponik non-sirkulasi sebagai solusinya.

Pengerak Kelompok Petani Muda P4S Langgeng Mazaya, Agus Hendro Winarko mengatakan, pihaknya bersama kolega kini membudidayakan buah melon berbasis Internet of Things (IoT), dengan sistem irigasi tetes atau irrigation drip.

Dengan sistem irigasi ini diyakini lebih memudahkan dalam perawatan tanaman.

“Media tanam kita gunakaan cocopeat dari sabut kelapa yang tidak digunakan. Kita tidak perlu menyiram satu persatu cukup dinyalakan mesin, maka air dalam tandon yang sudah diberi nutrisi mengalir sendiri,” kata Agus saat ditemui di green house miliknya di Jalan Kapten Tendean RT, 29, RW 05, Lingkungan Bence, Kota Kediri, Senin (5/8/2024).

Nantinya, kata Mintuk, mesin pengairan secara otomatis akan bekerja tiga kali dalam sehari, dengan durasi 25 menit dalam pemberian air beserta nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Ada tiga jenis buah melon yang dibudidayakan di lahan green house seluas 8×30 meter ini. Terdapat 940 pohon dengan tiga jenis buah melon di antaranya ialah milky, inthanon, dan jirok.

“Pengairan tiga kali sehari, durasi 25 menit sekali penyiraman,” jelasnya.

Agus menyebut, ada beberapa keunggulan dalam pembudidayaan buah melon dengan menggunakan metode irigasi tetes.

Selain rasa yang dihasilkan cukup manis, juga memiliki aroma yang wangi, serta memiliki ketahanan yang lebih lama bila dibandingkan dengan sistem pertanian hamparan, yakni sekitar 2-4 minggu.

“Yang jelas dari segi rasa lebih enak, manis. Rasanya ada manis, gurih, bahkan aroma itu ada. Jenis-jenis melonini lebih tahan lama, bida dua minggu hingga satu bulan,” tuturnya.

Sementara itu, tempat budidaya melon P4S Langgeng Mazaya ini juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata petik buah segar juga edukasi.

Wisata petik buah dibuka sejak Minggu 4 Agustus 2024, bertepatan panen perdana.

Tidak hanya pengunjung dari dalam kota, pengunjung juga datang dari Surabaya, Ngawi, Bojonegaro, dan Blitar untuk memetik langsung buah melon di lokasi.

“Luar biasa, saya sudah merasakan testernya, manis sekali mungkin karena pemupukanya, perawatanya, pelindungnya, pencahayaanya dapet. Jadi sempurna sekali hasilnya,” ujar Eli, pengunjung P4S Langgeng Mazaya asal Surabaya.

Di tempat ini setiap tanaman melon mampu menghasilkan satu buah dengan berat mencapai 1,5 kilogram yang dijual dengan harga Rp 25 ribu rupiah per kilogramnya.

Sementara biaya masuk ke lokasi gratis, namun pengunjung wajib membeli voucher seharga Rp 8 ribu. Voucher tersebut nantinya dapat ditukarkan untuk pembelian buah melon maupun rujak hingga jus yang dijual di lokasi green house.

Pos terkait