Metaranews.co, Kabupaten Blitar – Gubernur Jawa timur, Khofifah Indar Parawansa, meresmikan hunian sementara untuk warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Purworejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (11/10/2023).
Pembangunan hunian sementara untuk warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Purworejo itu dilaksanakan pada tahun 2023 ini.
Khofifah menyampaikan bahwa Pemprov Jatim mengalokasikan dana sebesar Rp 2,5 miliar untuk membangun 50 unit hunian sementara di Desa Purworejo.
Selain itu, juga ada sharing anggaran dari Pemkab Blitar untuk penyediaan listrik, air, jalan, saluran dan prasaranan lain di hunian sementara Desa Purworejo.
“Tiap rumah di hunian sementara luasnya 36 meter persegi, dengan fasilitas satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tamu atau ruang keluarga,” jelasnya.
Bangunan rumah di hunian sementara ini terbuat dari kombinasi bahan bagian bawah batako dan bagian dinding kalsiboard. Untuk lantai masih diplester semen, dan atapnya menggunakan asbes.
Sementara Maryati, salah satu warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Purworejo mengatakan, keluarganya akan menempati hunian sementara dari pemerintah.
Sebab, rumah Maryati ikut terdampak bencana tanah gerak yang terjadi pada Oktober 2022 lalu. Di mana pondasi dan dinding rumah Maryati retak-retak, lantai rumah juga ambles.
“Sekarang masih saya tempati. Tapi kondisi lantai dan dinding retak-retak,” katanya.
Maryati berencana menempati rumah hunian sementara dalam waktu dekat. Tapi karena kerjanya masih di tempat tinggal yang lama, ia akan bolak-balik dari tempat hunian sementara ke tempat tinggal lamanya.
“Rencana bolak-balik dulu dari tempat tinggal lama ke tempat hunian sementara. Karena kerjanya masih di tempat lama,” ujarnya.
Sekadar diketahui, bencana tanah gerak terjadi sejumlah kecamatan di Kabupaten Blitar pada Oktober 2022 lalu.
Sejumlah kecamatan yang terjadi tanah gerak yaitu Binangun, Panggungrejo, Wates, dan Sutojayan.
Ada puluhan rumah warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Blitar yang terdampak bencana tanah gerak tersebut.