Khusnul Arif Dorong Pemkab Kediri Tingkatkan Kualitas dan Lakukan Pemerataan Akses Pendidikan

Khusnul Arif
Caption: Anggota DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif. Doc: METARA

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Minimnya kualitas dan akses pendidikan yang belum merata berdampak cukup serius terhadap jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Bertepatan dengan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh hari ini, Kamis (2/5/2024), tercatat jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Kediri mencapai 5.375 anak per tahun 2023.

Bacaan Lainnya

Anak-anak putus sekolah tersebut didominasi dari anak usia setingkat SMP yang tidak lagi melanjutkan belajarnya ke jenjang SMA/SMK atau sederajat.

Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kediri, Khusnul Arif, mengaku prihatin atas kondisi tersebut.

Ia dan anggota komisi D lainnya selalu mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri agar meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas, untuk menekan angka putus sekolah tersebut.

“Kami mendorong Pemkab Kediri untuk melakukan perencanaan yang terukur untuk mengurangi berbagai masalah tentang pemerataan pendidikan yang masih terus bergulir,” ujar pria yang akrab disapa Mas Pipin itu, Kamis (2/5/2024).

Mas Pipin menyampaikan, upaya pemerataan pendidikan menjadi semakin penting karena mencerminkan nilai-nilai kesetaraan, dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antardaerah.

Apalagi, kata Mas Pipin, peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk melihat berbagai masalah di lapangan, seperti minimnya sarana prasarana, SDM dan kesejahteraan tenaga pengajar yang terbatas, sebaran sekolah yang tidak merata, dan di tambah lagi adanya perbedaan tingkat sosial serta ekonomi masyarakat.

Menurut Mas Pipin, salah satu aspek yang dapat dilihat terkait keberhasilan pemerataan pendidikan adalah kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dengan salah satu indikatornya ialah pengetahuan.

Meskipun IPM di Kabupaten Kediri meningkat 1,91 persen dari 72,05 pada tahun 2020 menjadi sebesar 73,96 pada tahun 2023, tapi nyatanya ada 5.375 anak di Kabupaten Kediri yang putus sekolah pada tahun 2023.

Mas Pipin menyadari bahwa anak putus sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sebab, juga diperlukan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan.

“Perlu disampaikan pada momen khusus yang terencana. Penguatan kelembagaan lokal tingkat desa atau kelurahan, pemberian beasiswa serta memberikan perhatian pada siswa yang rawan DO (drop out), baik karena pergaulan, lingkungan, maupun persoalan sisial ekonomi,” paparnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Muhammad Muksin, membenarkan adanya 5.375 anak putus sekolah pada tahun 2023.

Masalah ekonomi dan sosial diduga menjadi penyebab para anak putus sekolah tersebut.

“Anak-anak yang lulus SMP memang tidak ingin melanjutkan dengan alasan bekerja,” sebut Muksin.

Pos terkait