Kisah Mashudi: Sukses Bertani Organik, Hidupkan Kembali Tradisi Leluhur Tanpa Kimia!

Mashudi
Caption: Mashudi (46), salah satu petani yang berhasil melestarikan budidaya leluhur dengan budidaya padi organik di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Senin (16/6/2025). Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Di tengah gempuran pertanian modern, keberadaan petani yang berpegang teguh pada tradisi organik dan metode ramah lingkungan patut menjadi inspirasi.

Salah satunya adalah Mashudi (46), seorang petani dari Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang berhasil mempertahankan dan melestarikan varietas padi lokal organik.

Pada awalnya Mashudi tidak tertarik dengan dunia pertanian, namun takdir lah yang membawanya berkecimpung di bidang ini, dan kini menjadi motor pertanian organik bagi petani lainnya.

“Saya dulu malah tidak ada niatan untuk terjun di bidang pertanian khususnya,” cerita Mashudi kepada METARA, Senin (16/6/2025).

Saat duduk di bangku SMK, Mashudi mengambil jurusan akuntansi, sebuah latar belakang pendidikan yang sangat kontras dengan profesi yang ia geluti saat ini.

Garis Tangan

Keputusan Mashudi menjadi petani didorong oleh keadaan. Saat berusia 24 tahun, ia terpaksa mengelola sepetak lahan peninggalan orang tuanya yang telah meninggal dunia.

Sebagai anak laki-laki tunggal dari lima bersaudara, tanggung jawab itu jatuh padanya.

“Kebetulan saya anak ke-2 dari lima bersaudara. Nah, saya ini laki-laki sendiri dalam keluarga itu, jadi ya terpaksa harus terjun untuk mengelola sawah orang tua saya,” kenang Mashudi.

Awalnya, Mashudi mengaku berkali-kali gagal dalam mencoba menanam padi tanpa pengalaman sebelumnya.

Namun, niat dan ketekunannya mengubah kegagalan menjadi motivasi dan bahan evaluasi.

Ia bahkan rela bekerja di lahan milik orang lain untuk memperdalam pengetahuannya di bidang pertanian, sekaligus aktif mengikuti setiap acara yang berkaitan dengan pengelolaan padi organik.

“Sekaligus juga saya mengikuti setiap event yang ada, berkaitan dengan pengelolaan padi organik,” terang Mashudi.

Back to Nature

Mashudi menjelaskan, bahwa pilihannya untuk bertani organik didasari oleh obsesi dan motivasi untuk melestarikan kembali budaya petani zaman dahulu.

Baginya, ada pengalaman khusus yang ia rasakan sejak pertama kali terjun ke budidaya padi organik hingga saat ini, yang semakin membakar semangatnya untuk menghidupkan kembali tradisi leluhur.

Dari segi hasil, budidaya padi organik yang ditekuni Mashudi secara kualitas sepadan dengan padi pada umumnya.

“Mungkin kalau harga, beras organik selisih lebih tinggi daripada anorganik. Tapi sepadan dengan waktu yang dibutuhkan sampai masa panen,” urai Mashudi.

Adapun saat ini, Mashudi fokus menjual hasil panennya di wilayah tetangga seperti Kabupaten Jombang dan Malang Raya.

Berani Mencoba, Perluas Jaringan

Bagi masyarakat yang ingin belajar membudidayakan varietas padi organik lokal, Mashudi berpesan agar tidak ragu.

“Maksudnya adalah memperkuat tekad untuk belajar menekuni. Coba sedikit-sedikit dulu lah minimal, yang terpenting adalah membuat perubahan (berani mencoba hal baru),” pesannya.

Ia juga menyarankan untuk memperbanyak komunitas di sektor pertanian. Hal ini, menurutnya, akan sangat membantu menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pertanian.

Pos terkait