Metaranews.co, Kota Kediri – Perempuan korban penculikan yang disertai penganiayaan yakni M (29), warga Bandar Lor, Kota Kediri, Jawa Timur, mengalami trauma.
Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) melakukan pendampingan pascakejadian penculikan yang terjadi pada Sabtu (3/8/2024) malam itu.
“Sejak kita mendengar adanya kasus itu muncul di Kota Kediri, Sabtu (3/8/2024) malam sudah berupaya melakukan pendampingan dan penjagaan kepada korban,” ujar Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin Yuswanto, Jumat (9/8/2024).
“Karena hari Minggu korban masih dalam perawatan, dan juga pihak keluarga belum bisa ditemui untuk memastikan kondisi dari korban. Hari Senin baru bisa ketemu langsung, korban kita berikan pendampingan psikolog forensik profesional dari RSUD Gambiran,” lanjutnya.
Cholis bercerita, saat ini kondisi korban tampak trauma atas insiden penculikan yang disertai penganiayaan tersebut. Korban juga tampak gelisah dan tertekan. Meski begitu, korban berusaha tegar dalam menghadapi kondisi ini.
“Kondisi (trauma) itu juga sudah mulai stabil. Kemudian juga sudah dilakukan pendampingan psikologi,” tuturnya.
Menurut Cholis, pendampingan psikologi masih akan terus dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan kondisi korban.
“Pendampingan pertama sudah dilakukan dan akan dilanjutkan pendampingan kedua,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, berinisial M (29), menjadi korban penculikan disertai penganiayaan pada Sabtu (3/8/2024) malam.
Polisi menduga motif asmara menjadi latar belakang penculikan dan penganiayaan tersebut.
Terduga pelaku yang berinisial S (54) ternyata adalah ayah angkat korban. Terduga pelaku berusaha membawa korban secara paksa ke Probolinggo, dengan dibantu tiga rekan pria lainnya.