KPH Jember Lepas Ratusan Tukik dan Burung Perkutut di Pantai Papuma

Jember
Caption: Detik-detik KPH Jember melepas tukik di Pantai Papuma, Senin (18/8/2025). Doc: Istimewa

Metaranews.co, Kabupaten Jember – Suasana Pantai Papuma, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Senin (18/8/2025) dipenuhi keceriaan sekaligus keharuan.

Ratusan burung perkutut dan ratusan ekor anak penyu atau tukik dilepas ke alam bebas dalam rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, Eko Teguh Prasetyo.

Menurutnya, pelepasan satwa tersebut bukan hanya simbol peringatan hari besar, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap kelestarian alam.

“Kami merasa Pantai Papuma sebagai kawasan wisata tetap harus dijaga ekosistemnya, termasuk satwa di dalamnya,” kata Eko.

Sebanyak 250 tukik hasil kerja sama dengan Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Meru Betiri dilepas ke perairan Papuma.

Meski pantai ini bukan habitat asli penyu bertelur, KPH Jember berharap langkah tersebut dapat mendorong terbentuknya ekosistem baru yang mendukung kehidupan penyu di kawasan wisata andalan Kabupaten Jember tersebut.

Momen itu semakin sarat makna ketika ratusan burung perkutut ikut dilepaskan ke hutan lindung sekitar Papuma.

Burung-burung tersebut sebelumnya dibeli KPH Jember dari para pedagang di Kota Jember sebagai bagian dari aksi penyelamatan satwa.

“Kami yakin banyak burung perkutut yang sudah ditangkap kemudian dijual di pasar. Kami beli kembali dengan tujuan melepasliarkan, sehingga populasinya akan semakin banyak untuk menjaga ekosistem hutan lindung,” jelasnya.

Pelepasan satwa ini sekaligus menjadi strategi unik untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem hutan lindung dan memberikan pelajaran kepada masyarakat tentang arti menjaga satwa liar.

Eko memaparkan bahwa peringatan Hari Konservasi Alam Nasional seyogianya menjadi pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia tidak hanya soal kebebasan manusia, tetapi juga kebebasan alam dari ancaman kepunahan.

“Selain melaksanakan semarak kemerdekaan, kami juga melaksanakan konservasi sebagai bagian dari peringatan Hari Konservasi Alam Nasional,” pungkasnya.

Pos terkait