Metaranews.co, Kota Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), dr Andi Satya Adi Saputra, memberikan apresiasi atas langkah strategis Dinas Kesehatan Kaltim.
Apresiasi itu ditujukan atas upaya pengoptimalan Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kaltim.
Namun, Andi menegaskan pentingnya dukungan lintas sektor agar hasil program ini lebih maksimal.
“Kami di DPRD Kalimantan Timur, khususnya di Komisi IV yang membidangi kesehatan, sangat mengapresiasi langkah Dinkes Kaltim,” ujar Andi Satya di Kantor DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.
“Tapi untuk mencapai penurunan AKI dan AKB yang signifikan, kita butuh kerja bersama lintas sektor dan penguatan kebijakan yang terstruktur,” lanjutnya.
Andi menekankan, pemerataan layanan kesehatan hingga ke daerah terpencil harus menjadi prioritas.
Ia mendorong penguatan fasilitas seperti Puskesmas Plus, dan revitalisasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di wilayah dengan tingkat AKI dan AKB yang tinggi.
“Kami usulkan tambahan anggaran untuk peningkatan SDM dan alat-alat medis di Puskesmas yang berada di wilayah dengan kasus AKI dan AKB tinggi. Puskesmas Plus dan revitalisasi PONED harus menyentuh sampai pelosok,” tambahnya.
Sebagai seorang dokter spesialis kandungan, Andi memahami pentingnya sistem rujukan ibu hamil berisiko tinggi yang terintegrasi secara digital.
Menurutnya, kecepatan dan ketepatan data sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa.
“Kita butuh sistem rujukan yang efektif dan berbasis digital. Data AKI dan AKB harus realtime, bukan hanya laporan tahunan. Kalau ada ibu hamil dengan risiko tinggi atau bayi lahir berat rendah, harus bisa segera ditangani,” tegas politikus Partai Golkar tersebut.
Selanjutnya, Andi menyoroti pentingnya edukasi sebagai fondasi pencegahan kematian ibu dan bayi. Pemahaman ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan dan pentingnya gizi dinilai masih perlu ditingkatkan.
“Edukasi reproduksi, gizi, dan kesehatan ibu hamil itu sangat penting. Jangan sampai ada ibu hamil yang tidak tahu kapan harus ke fasilitas kesehatan. Ini soal nyawa, dan kita semua harus peduli,” katanya.
Andi berharap dengan kombinasi penguatan layanan, sistem rujukan digital, dan edukasi yang masif, Kaltim bisa menurunkan angka AKI dan AKB secara signifikan dalam waktu dekat.
“Semoga AKI dan AKB di Kaltim bisa turun. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (ADV)