Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Banjir bandang yang melanda Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jumat (28/2/2025) kemarin, memaksa para petani ikan mengubah lahan mereka menjadi sawah.
Salah satu petani yang terdampak ialah Muhammad Ahsar Farizen, warga Desa Pranggang yang memiliki lahan seluas 100 meter persegi. Kolam ikannya hancur rata dengan tanah akibat banjir bandang tersebut.
“Kolam rusah parah, rata dengan tanah. Untuk kembali menjadi kolam ikan berat, terpaksa dialihfungsikan ke tanaman jagung atau sayur,” kata Farizen saat dikonfirmasi METARA, Sabtu (1/3/2025).
Farizen menjelaskan, kolam ikan memerlukan kedalaman tanah yang memadai.
Sementara banjir yang menerjang kolamnya telah meratakan tanah, sehingga sulit untuk mengembalikan kedalaman tersebut.
Meskipun ada solusi menggunakan alat berat, biaya yang mahal menjadi kendala bagi Farizen.
“Akan saya alih funngsi ke awah sementara untuk mencari modal,” jelasnya.
Farizen mengaku sudah dua kali mengalami banjir yang melanda kolamnya.
Banjir pertama pada 29 Januari 2025, yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 50 juta. Banjir kedua pada 28 Februari 2025 kemarin, yang kembali menghancurkan kolamnya dengan kerugian sekitar Rp 20 juta.
Menurut Farizen, sebenarnya budidaya ikan koi lebih menguntungkan dengan omzet per bulan bisa mencapai Rp 20 juta. Namun apa daya, banjir menjadi momok atas usahanya.
“Tentunya enak budidaya ikan koi,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno mengungkapkan bahwa selain Desa Pranggang, banjir bandang juga melanda Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten.
Banjir menggenangi sekitar lima hektare sawah dan 30 tambak warga di RT/RW 003/001.
Banjir juga merendam dua warung dan satu rumah makan dengan ketinggian 20 sentimeter. Material banjir menutupi jalan antar Desa Punjul dan Pranggang.
“Kemudian di Desa Punjul berdampak pada satu rumah warga dengan ketinggia air lumpur mencapai 10 sentimeter,” ungkapnya.
“Saat ini kondisi banjir sudah surut, jalan Desa Pranggang ke Desa Punjul sudah bisa dilalui,” lanjut Stefanus.