Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Wakil Komisi D DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menyambut positif dimulainya penerbangan komersial di Bandara Dhoho Kediri pada 10 November 2025 mendatang.
Ia menilai hal ini menjadi bukti nyata keseriusan Pemerintah (Pemprov) Provinsi bersama DPRD Jawa Timur (Jatim) dalam menghadirkan akses transportasi yang lebih mudah bagi masyarakat.
“Beroperasinya Bandara Dhoho bukan hanya simbol kemajuan infrastruktur, tetapi juga wujud komitmen bersama untuk mempermudah mobilitas warga, terutama di wilayah selatan dan barat Jawa Timur,” ujar pria yang kerap disapa Mas Pipin tersebut, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, kehadiran penerbangan di bandara tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baru bagi daerah-daerah di sekitar Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek.
Selama ini, kawasan tersebut belum memiliki akses udara yang memadai, sehingga keberadaan Bandara Dhoho Kediri menjadi langkah strategis untuk pemerataan pembangunan.
“Pemerintah provinsi dan DPRD Jatim ingin memastikan pembangunan tidak lagi terpusat di Surabaya. Infrastruktur seperti ini akan membuka peluang investasi dan memperkuat konektivitas antar wilayah,” tambahnya.
Mas Pipin juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pihak swasta dalam pembangunan Bandara Dhoho.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Gudang Garam Tbk yang membangun bandara tersebut dengan skema investasi swasta untuk kepentingan publik.
“Bandara Dhoho menjadi contoh baik kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Ini membuktikan bahwa pembangunan besar bisa dilakukan dengan kemitraan yang saling menguntungkan,” katanya.
Selain itu, DPRD Jatim akan terus mendorong integrasi antar moda transportasi, agar bandara ini terhubung dengan sistem transportasi darat, seperti Trans Jatim, terminal, dan jalur kereta api di Kediri.
Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan manfaat maksimal dari keberadaan bandara tersebut.
“Yang terpenting, kami ingin Bandara Dhoho benar-benar menjadi penggerak baru ekonomi masyarakat, membuka akses pariwisata, serta mempermudah mobilitas warga Jawa Timur,” tutup Mas Pipin.






