Masjid Agung Kota Kediri, Destinasi Wisata Religi Ikonik dengan Sejarah Panjang

Masjid Agung Kota Kediri
Caption: Masjid Agung Kota Kediri. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Masjid Agung Kota Kediri, yang terletak di sisi barat Alun-Alun Kota Kediri, bukan hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang memikat hati.

Dengan nilai sejarah yang kaya dan arsitektur yang unik, masjid ini menarik wisatawan dari berbagai daerah.

Bacaan Lainnya

Menurut Sekretaris Takmir Masjid Agung Kota Kediri, Basyarudin, masjid ini berdiri sejak tahun 1771.

Seiring berjalannya waktu, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi dan perubahan nama, mulai dari Masjid Ageng Kadiri, Masjid Jami’ Kotamadya Kediri, hingga akhirnya menjadi Masjid Agung Kota Kediri.

“(Namanya berganti-ganti) mulai dari Masjid Ageng Kadiri, Masjid Jami’ Kotamadya Kediri, dan akhirnya Masjid Agung Kota Kediri,” kata Basyar, Rabu (5/3/2025).

Menurut Basyar, Masjid Agung Kota Kediri merupakan salah satu masjid terbesar dan termegah di Kota Kediri.

Renovasi Total

Basyar menuturkan, renovasi besar-besaran pada tahun 2002 mengubah wajah masjid ini secara signifikan, dengan menara yang menjulang setinggi 49 meter menggantikan menara lama yang hanya 28 meter.

Masjid ini juga mengalami perluasan dengan penambahan tiga lantai dan pilar-pilar megah di serambi.

Atapnya yang berbentuk joglo, khas arsitektur Jawa, dipadukan dengan kubah berenamel hijau kebiru-biruan, menciptakan harmoni visual yang memukau.

“Kubah dan atap terinspirasi rumah adat Jawa, ibaratnya bunga yang mekar. Simbolisasi keimanan umat yang terus mekar, serta harapan terus berinovasi dan berkembang,” jelas Basyar.

Selama bulan Ramadan, Masjid Agung Kota Kediri menjadi tujuan utama bagi masyarakat, baik dari dalam maupun luar kota.

Lokasinya yang strategis di pusat kota memudahkan akses bagi para pengunjung untuk beristirahat dan beribadah.

“Alasan yang membuat tertarik mungkin karena akses parkir mudah. Ketika membawa keluarga merasa puas dengan lahan masjid yang luas. Dekat akses pusat kota, alun-alun, dan dekat perbelanjaan. Jadi setelah tarawih bisa langsung belanja. Jadi banyak akses yang mendukung,” tambah Basyar.

Salah satu daya tarik utama selama Ramadan adalah pelaksanaan salat tarawih dengan 20 rakaat plus witir tiga rakaat, serta bacaan 1 juz Al-Quran setiap malamnya. Antusiasme masyarakat tetap tinggi, bahkan di tengah cuaca hujan.

“Alhamdulillah antusias warga masih sama dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun kemarin sempat hujan, animo masyarakat tetap besar untuk ke Masjid Agung,” pungkasnya.

Pos terkait