Menengok Meriahnya Peringatan Jembatan Lama Kota Kediri di Tengah Bulan Suci Ramadan

Jembatan Lama Kota Kediri
Caption: Peringatan ke-156 berdirinya bangunan Jembatan Lama Kota Kediri digelar khusyuk di tengah bulan suci ramadan, Selasa (18/3/2025). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Di tengah syahdunya bulan Ramadan, Jembatan Lama Kota Kediri kembali menjadi pusat perhatian.

Peringatan 156 tahun berdirinya jembatan bersejarah ini digelar dengan khidmat, Selasa (18/3/2025), dengan mengundang puluhan warga untuk mengenang masa lalu sambil menanti waktu berbuka puasa.

Bacaan Lainnya

Jembatan yang berdiri kokoh sejak era kolonial Belanda ini bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah saksi bisu perjalanan Kota Kediri, menyimpan cerita dan kenangan yang tak ternilai.

Peringatan tahun ini dirayakan dengan cara yang istimewa, menggabungkan nuansa sejarah dan kebersamaan Ramadan.

Pameran foto-foto lawas membawa pengunjung menelusuri jejak waktu, membandingkan wajah Kediri tempo dulu dengan masa kini.

Diskusi sejarah menghidupkan kembali kisah-kisah di balik pembangunan jembatan, mengungkap peranannya dalam perkembangan kota.

Dan tentu saja, buka puasa bersama menjadi momen hangat untuk berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi.

Peneliti Jembatan Lama Kota Kediri Imam Mubarok, mengungkapkan potensi besar jembatan ini.

“Kita memiliki banyak benda kebudayaan di Kota Kediri. Pemerintah  harus konsentrasi dan serius mengelola cagar budaya ini, terutama Jembatan Lama,” ujar pria yang akrab disapa Gus Barok, Selasa (18/3/2025).

Gus Barok, sapaan akrabnya, telah mencurahkan waktu dan tenaganya sejak 2013 untuk mengungkap misteri dan keunikan jembatan ini.

Baginya, Jembatan Lama Kota Kediri bukan sekadar bangunan cagar budaya, tetapi juga aset yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Ini akan menjadi PAD, apabila konteks sejarah yang ada di Kota Kediri dimaksimalkan. Sejarah, story telling, dan sebagainya dikemas semaksimal mungkin, sehingga apabila ada pengunjung ke Kediri bisa berlama-lama tinggal untuk berwisata,” tuturnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kediri, Zachrie Ahmad, sependapat dengan Gus Barok. Ia mengapresiasi inisiatif masyarakat dalam melestarikan Jembatan Lama.

Pihaknya, lanjut Zachrie, juga terus berupaya menjadikan cagar budaya sebagai daya tarik wisata, sehingga semakin banyak orang yang mengenal dan menghargai sejarah Kota Kediri.

“Yang sudah dijadikan cagar budaya ada berbentuk benda bangunan ada 14. Berbentuk koleksi museum ada hampir 45,” paparnya.

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur pun tak ketinggalan memberikan dukungan.

Pamong Budaya Pertama Ahli Pertama BPK XI, Tomi Raditya, berharap peringatan ini dapat menjadi inspirasi untuk menemukan cara-cara inovatif dalam memanfaatkan bangunan cagar budaya.

“Harapannya dengan acara pelestarian seperti ini bisa untuk menemukan pola pemanfaatan lebih bagus untuk bangunan cagar budaya, khususnya jembatan lama Kota Kediri ini,” tutup Tomi.

Di bawah langit senja Ramadan, Jembatan Lama berdiri dengan megah, memancarkan aura sejarah yang memikat. Ia adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Kota Kediri.

Pos terkait