Mengenal Heri Purnomo, “Pahlawan” Penambal Jalan Berlubang di Kediri

Kediri
Caption: Heri Purnomo saat menembel jalan berlubang di Desa Langenharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Sabtu (2/8/2025). Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranewes.co, Kabupaten Kediri – Siapa sangka Kabupaten Kediri memiliki sosok penambal jalanan berlubang yang ikhlas secara swadaya melakukan kegiatan sosial tersebut.

Ia adalah Heri Purnomo, laki-laki asal Desa Langenharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Pria kelahiran 1971 yang dikaruniai dua anak perempuan dan satu laki-laki ini telah melakukan aktivitas swadaya tersebut sejak tahun 1991.

Bisa dikatakan, Heri sudah terjun sebagai “dokter” penambal jalanan berlubang secara swadaya selama 34 tahun. Sejak ia masih duduk di bangku SMA.

“Waktu masih sekolah SMA di Dharma Wanita, Pare. Kelas berapanya (saya) tidak ingat, saking lamanya,” ujar Heri, Sabtu (2/8/2025).

Berbekal motor tossa yang diisi dengan perkakas tempur, Heri hampir setiap hari berkeliling menyusuri jalanan di Kediri hanya untuk mencari jalan berlubang.

Alat-alat yang dibawanya seperti sapu lidi, aspal bekas, gas melon tiga kilogram, alat pembakar, dan tumbukan besi seberat delapan kilogram yang dirancangnya sendiri.

Material yang digunakannya adalah bahan bekas aspal yang dibongkar, dan sudah tidak terpakai yang berserakan di pinggir jalan.

“Biasanya ambil dari sisa pembongkaran aspal, dan dioleh menjadi bahan penembelan jalan berlubang nantinya. Sebenarnya takut kena pelanggaran sih, tapi untuk semua orang, saya lakukan,” ucap Heri.

Pernah sesekali Heri kehabisan bahan yang diperuntukkan dalam penambalan jalan berlubang, akhirnya ia menggunakan dana pribadi sekitar Rp8 juta.

“Alhamdulillah, dari keluarga juga memberikan dukungan atas peran ini (penambal jalanan berlubang),” tuturnya.

Pakai Bahan Seadanya

Awalnya, aktivitas penambalan jalan berlubang ini dilakukan Heri hanya mengenakan bahan-bahan seadanya. Seperti pasir, semen, dan meterial lain yang sesuai.

Lalu pada tahun 2010, Heri diangkat menjadi Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa Langenharjo.

Ia pun mendapatkan ilmu tambahan dalam proses penambalan jalan berlubang menggunakan metode baru, bitumen, yang sebelumnya hanya mengenakan bahan seadanya.

“Nah mulai dari Kaur Pembangunan itu saya memperoleh metode baru menggunakan aspal. Akhirnya saya kembangkan, dan saya terapkan dalam penambalan jalan berlubang,” jelasnya.

Motivasi Jadi Penambal Jalanan

Keputusan Heri menjadi penambal jalan berlubang bermula saat ia menyaksikan peristiwa kecelakaan fatal di jalan raya akibat jalan berlubang dengan korban yang mengalami luka-luka, Heri tak ingin kejadian tersebut terulang kembali.

Usai peristiwa itu, Heri berkomitmen untuk membantu dengan meminimalisir potensi kecelakaan di jalan raya.

Ia juga berpegang pada prinsip yang diajarkan para leluhurnya, “nek enek watu ning dalan, inggirno ngger, insyaallah bakal di ganjar gusti”.

“Mungkin itu yang juga menjadi landasan kuat saya. Tapi yang jelas, ketika ada orang kecelakaan, saya tidak tega, apalagi kalau disebabkan oleh jalan berlubang,” ungkap Heri.

Selama melakukan aktivitas penambalan jalan berlubang ini, Heri sering mendapatkan aduan dari masyarakat sekitar, khusus di sosial media Facebook atau pesan singkat.

Di antaranya keluhan jalan berlubang di Badas, Pare, Kepung, Gurah, Plemahan, Purwoasri, hingga jalan berlubang di Kabupaten Nganjuk.

“Mungkin karena waktu penambalan, biasanya langsung saya unggah di Facebook, jadi ya sering dapat laporan dari netizen. Kalau ada waktu luang, pasti akan saya tinjau lokasinya,” ujarnya.

Penghargaan dan Donasi

Setelah puluhan tahun bergelut di jalanan, Heri akhirnya mendapatkan pengakuan, yang mana ia memperoleh sertifikat dari Satuan Lalu Kintas Kepolisian Resor Kediri pada tahun 2023.

Di sertifikat itu berisi apresiasi atas dedikasi Heri sebagai relawan bidang lalu lintas, dalam memperbaiki jalan untuk kepentingan umum.

Sejauh ini, belum ada lagi instansi maupun pejabat pemerintahan yang memberikan apresiasi atas perjuangannya selama puluhan tahun, tanpa bantuan anggaran dari negara.

“Cuma dari dari Pak Canggih (mantan Kasat Lantas Polres Kediri) saja, selain itu tidak. Tapi saya juga tidak mengharapkan juga, yang jelas saya bekerja secara ikhlas,” bebernya.

Namun demikian, banyak masyarakat dan pegiat sosial media yang memberikan donasi ke Heri, untuk menunjang aktivitasnya memperbaiki jalan berlubang.

Donasi itu di antaranya berupa uang, mulai dari nominal Rp5 ribu hingga Rp500 ribu. Donasi itu dikumpulkan oleh Heri hingga saat ini.

“Mungkin sudah terkumpul sekitar Rp11 juta, tidak saya pakai untuk kebutuhan rumah tangga, justru untuk memperbelanjakan kebutuhan-kebutuhan di bidang penambalan jalan berlubang kalau saya sedang tidak memiliki uang,” sebutnya.

Pos terkait