Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sebelum merayakan Paskah pada Minggu (20/4/2025) mendatang, umat Kristiani umumnya menjalankan serangkaian ibadah selama tiga hari yang dikenal sebagai Tri Hari Suci.
Paskah sendiri merupakan perayaan puncak dalam kalender liturgi gereja Kristen, menjadikannya momen terpenting bagi umat Kristiani.
Saat ini, sebagian besar umat Kristiani melaksanakan tradisi keagamaan yang disebut Jumat Agung.
Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah, yang meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci.
Masa ini memiliki makna mendalam bagi umat Kristiani menjelang perayaan Paskah.
Pendeta David Prasetyawan, saat ditemui di GKJW jemaat Sidorejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa Tri Hari Suci Paskah adalah momentum penting yang hendaknya diikuti umat Kristiani sebagai wujud penghambaan kepada Tuhan Yesus.
“Kalau di agama Islam, Tri Hari Suci adalah tradisi sebelum merayakan Hari Raya Idul Fitri, dan Paskah-nya adalah hari raya itu sendiri,” terangnya, Jumat (18/4/2025).
Lebih lanjut, Pendeta David merinci makna dari setiap bagian Tri Hari Suci.
Kamis Putih diperingati sebagai hari Perjamuan Malam Terakhir yang dipimpin Yesus bersama para murid-nya.
“Hari ini adalah salah satu hari terpenting dalam kalender Gereja,” tutur Pendeta David.
Jumat Agung, atau yang juga dikenal sebagai Jumat Suci dan Jumat Hitam, adalah hari suci bagi umat Kristiani untuk memperingati penyaliban dan kematian Yesus di Kalvari.
Hari Jumat terakhir sebelum Paskah ini menjadi momen refleksi mendalam.
Sabtu Suci merupakan hari setelah Jumat Agung dan sebelum Minggu Paskah. Bagi umat Kristiani, hari ini adalah hari terakhir dalam Pekan Suci sebagai persiapan menyambut perayaan Paskah.
Paskah sendiri adalah momen penting yang memperingati kebangkitan Tuhan Yesus mengalahkan maut.
Di sisi lain, Paskah juga merupakan perayaan kemenangan Tuhan Yesus dalam menyelamatkan umat manusia dari dosa.
“Peringatan kematian Kristus ini mengingatkan kita akan dosa manusia yang menyebabkan kematian tersebut. Kembali mengutip laman Christianity, Jumat Agung adalah hari berkabung dan refleksi bagi umat Kristiani atas dosa-dosa mereka,” ujar Pendeta David.
Menurut pendeta muda ini, perayaan Jumat Agung adalah pengingat akan pengorbanan besar Yesus bagi seluruh umat manusia.
Hari ini menjadi waktu untuk merenungkan belas kasih dan cinta Tuhan kepada manusia.
Selain itu, Jumat Agung juga melambangkan harapan dan awal yang baru. Ini adalah pengingat bahwa bahkan dalam kegelapan sekalipun, selalu ada harapan.
“Kematian Yesus di kayu salib bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru. Melalui kebangkitannya, Yesus mengalahkan kematian dan membuka jalan menuju kehidupan kekal bagi semua orang yang percaya kepada-Nya,” beber Pendeta David.