Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tak hanya dikenal sebagai daerah yang banyak destinasi wisata alam dan bangunan bersejarahnya.
Tetapi kuliner khasnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, salah satunya menu pedesan daging sapi dan sate bagong yang berada di Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Warung makan yang menyediakan menu pedesan daging sapi dan sate bagong ini dikenal dengan nama “Warung Pedesan Tiru”, yang bisa ditempuh kendaraan dalam waktu 15 menit dari Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri.
Menu utamanya pedesan daging sapi yang disajikan dengan sate bagong.
Sate bagong sendiri merupakan menu inovasi berbahan daging sapi dari sang pemilik warung, Dicky Putra Octaviyanto.
“Proses produksinya sendiri sate bagong yang diambil dari daging sapi bagian lulur digiling kasar. Kemudian dicampur bumbu, setelah itu nanti ditimbang, dikepal, ditusuk, dan dibakar,” kata Dicky, Sabtu (25/1/2025).
Dicky mengatakan, ide usaha kuliner ini awalnya berasal dari tradisi keluarga yang selalu memasak olahan daging pedas pada saat momentum lebaran.
Dari situlah ia berkeinginan untuk menghadirkan masakan yang bisa dinikmati masyarakat luas, dengan rasa khas pedas dari daging sapi.
Sedangkan untuk sate bagong, ia terinspirasi dari nama bagong yang merupakan tokoh pewayangan yang berbadan besar dan berkulit hitam.
Berbeda dengan sate sapi biasa, sate bagong dibuat dari daging sapi tanpa lemak yang diolah sedemikian rupa, dan diberi bumbu rahasia hingga memiliki tekstur empuk dengan rasa yang kaya.
“Maka dari itu kami aplikasikan ke dalam bentuk sate berukuran besar dengan warna kecoklatan khas bakaran bumbu rempah,” jelasnya.
Dalam sehari, Dicky menyebut usaha kuliner miliknya ini bisa mengolah sekitar 40 kilogram daging sapi dari menu pedesan dan sate bagong.
Bagi pelanggan yang datang tersedia dua pilihan tingkat kepedasan pada menu pedesan ini, yaitu pedas sedang dengan harga Rp 23.000 dan pedas ekstra seharga Rp 25.000.
Setiap harinya, Warung Pedesan Tiru ini mampu melayani sekitar 100–150 porsi pada hari biasa, dan 200–300 porsi saat akhir pekan.
Banyak pelanggan datang bersama keluarga untuk menikmati hidangan pedas, tentunya dengan suasana khas pedesaan.
“Tak sedikit pengunjung yang datang dari luar kota seperti Malang, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, hingga dari Kalimantan, Jawa Tengah, dan Jogja,” sebut Dicky.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Faustav Imaniarta Wijaya menuturkan, menu pedesan di Warung Pedesan Tiru bisa menjadi pilihan kuliner menarik di Kediri.
Dengan harga yang cukup terjangkau, pedesan daging sapi dan sate bagong bisa dinikmati sendiri maupun bersama teman-teman.
“Paling rekomendasi sate bagong, rasanya mantap,” ucap Wijaya.