Menuju Swasembada Pangan Nasional, Pemkab Jombang Target Bongkar Ratoon 2.500 Hektare

Jombang
Caption: Bupati Jombang, Warsubi, saat menghadiri rapat koordinasi percepatan pelaksanaan program hilirisasi komoditas prioritas perkebunan, Selasa (23/9/2025). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Jawa Timur, menargetkan penyelesaian program Bongkar Ratoon (BR) tanaman tebu seluas 2.500 hektare pada tahun 2026.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi menuju swasembada pangan nasional, termasuk swasembada gula pada 2028.

Bacaan Lainnya

Bupati Jombang, Warsubi, menegaskan bahwa daerahnya siap mendukung program hilirisasi dan bongkar ratoon.

“Ini komitmen masa depan swasembada gula Indonesia. Dengan gotong royong petani, pabrik gula, pemerintah daerah, hingga TNI, saya optimis target bisa tercapai,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

Warsubi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pangan pokok dan komoditas unggulan lokal. Salah satunya kopi Excelsa Wonosalam yang sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis.

“Padi tetap jadi prioritas, tapi kita juga dorong kopi serta buah lokal seperti durian dan pisang untuk memberi nilai tambah bagi petani. Ini akan meningkatkan daya saing produk Jombang,” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ronny, menyampaikan bahwa hingga minggu ketiga September 2025, realisasi bongkar ratoon di Jombang baru mencapai 1.299 hektare. Meski begitu, pihaknya optimistis target dapat tercapai.

“Petani peserta program memperoleh bantuan bibit tebu senilai Rp10 juta per hektare, ditambah biaya tenaga kerja Rp4 juta per hektare. Pelaksanaan bongkar ratoon dijadwalkan Oktober–November dan ditargetkan selesai pada 2026,” jelas Ronny.

Ia mengakui keterlambatan pencapaian target tahun ini disebabkan sebagian besar petani sudah lebih dulu menanam tebu pada Juni–Agustus.

Namun, sinergi antara pemda, pabrik gula, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), hingga TNI diyakini mampu mempercepat capaian.

Selain tebu, Jombang tetap mengandalkan padi sebagai komoditas utama dengan rata-rata luas tanam 75.000 hektare per tahun, menempatkan daerah ini dalam 10 besar di Jawa Timur.

Program unggulan “Budidaya Tanaman Sehat (BTS)” juga digalakkan untuk meningkatkan hasil panen dengan biaya efisien dan ramah lingkungan.

Tak hanya padi dan tebu, Jombang juga mendorong komoditas hortikultura unggulan. Di antaranya durian Wonosalam yang tengah diproses menjadi varietas nasional dengan nama Durian Mrico, serta pisang mas Wonosalam yang kian banyak dibudidayakan. (ADV)

Pos terkait